Dede Saroni, M.Pd.

Dede Saroni, M.Pd. Guru MTsN 1 Kota Tangerang Selatan. Motivasi: Tetap dan terus menulis. Tetap dan terus bersilaturahmi. Tetap semangat. Salam literasi!...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Abad 21 (tantangan hari ke-98)
Tetap Semangat

Pembelajaran Abad 21 (tantangan hari ke-98)

Oleh: Dede Saroni

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya guru untuk mengarahkan peserta didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Proses pembelajaran harus dirancang secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembagan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam merancang proses pembelajaran, guru harus memperhatikan perbedaan individu peserta didik karena setiap peserta didik merupakan individu yang, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan peserta didik lain. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang memberi kesempatan peserta didik untuk mencari tahu, belajar berbasis aneka sumber belajar, pembelajaran terpadu, pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi, pembelajaran keterampilan aplikatif, pembelajaran yang memperhatikan keseimbangan keterampilan fisikal dan mental, dan pembelajaran yang memberikan nilai-nilai keteladanan.

Saat ini kita sedang mempersiapkan generasi muda agar memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan global, yaitu inisiatif dan mandiri, keterampilan sosial dan budaya, produktif dan akuntabel, kepemimpinan dan tanggungjawab. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus mampu membentuk siswa yang kreatif dan inovatif, berpikir kritis menyelesaikan masalah dan memiliki kemampuan komunikasi dan kolaborasi. Tidak ketinggalan pula mereka harus melek informasi, media dan teknologi informasi dan komunikasi. Guru diharapkan mampu menjadi fasilitaor, motivator, innovator dan inspirator agar dapat menciptakan peserta didik yang mumpuni.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Lebih lanjut dalam Lampiran Permendikbud tersebut disebutkan sejumlah prinsip pembelajaran, antara lain bahwa proses pembelajaran bergeser dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu, dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar, dan dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang demikian, pembelajaran dengan metode saintifik yang didukung oleh berbagai metode pembelajaran seperti Inquiry/Discovery Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning diterapkan. Walaupun pendekatan dan/atau metode-metode tersebut telah lama dikenal oleh guru-guru di Indonesia, penerapannya di dalam kelas masih belum optimal.

Tak bisa dipungkiri dan tidak bisa ditawar-tawar bahwa pendidikan pada saat ini dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan komunikasi dan kolaborasi yang kuat atau mumpuni, ahli dalam menggunakan teknologi dan media-media sejenis, berpikir kreatif, inovatif, dan solutif (kemampuan untuk memecahkan masalah (Miller & Northern, 2011).

Senada dengan pendapat tersebut, Murti (2015)mengemukakan bahwa pada abad 21 ini pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills). Berbagai kompetensi yang dibutuhkan oleh peserta didik di era globalisasi, yang sering disebut keterampilan abad 21 (21st Century Skills) dan konsep pembelajarannya, yang lebih dikenal dengan istilah pembelajaran abad 21 (21st Century Learning).

Kompetensi abad 21 ini sudah diadaptasi dalam sistem pendidikan di Indonesia melalui Kurikulum 2013. Bukan hanya konsep mengenai keterampilan abad 21, di dalam kurikulum 2013 juga mengadopsi dua konsep utama lainnya, yaitu Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik (Murti, 2015).

Pendekatan Saintifik digunakan untuk membiasakan peserta didik dengan cara berpikir ilmiah dan pembelajaran yang dilakukan dengan prosedur 5M, yaitu: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. (Sufairoh, 2016). Sedangkan Pendekatan Autentik dimaksudkan untuk dapat mengukur secara signifikan hasil belajar peserta didik pada aspek sikap (apektif), keterampilan (psikomotor), dan pengetahuan (konitif). (Kemendibud, 2013). Signifikan yang dimaksud dalam konteks ini adalah penilaian dilakukan secara komprehensif sehingga diperoleh informasi yang lengkap mengenai kemajuan belajar peserta didik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KTSP 2006. Dalam kurikulum 2013 menekankan pada pendidikan karakter serta penguasaan kompetensi yang utuh dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Nursamsu, 2016).

Permasalahan terkait dengan pembelajaran sering muncul di kalangan guru. Guru belum tentu semuanya memahami bahwa sebenarnya tujuan utama pembelajaran adalah mengaktifkan potensi siswa agar dapat mencari tahu dan menerapkan apa yang telah diketahuinya menjadi sebuah keterampilan dalam rangka membangun sikap mereka. Fakta menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam memahami dan mengimplementasikan pembelajaran yang mampu mengaktifkan potensi siswa secara optimal (pembelajaran berbasis pemberdayaan potensi). Mereka masih menggunakan paradigma lama, pembelajaran masih terpusat kepada guru (teacher centered), bukan berpusat kepada peserta didik (student centered), metode, strategi, pendekatan yang dipakai pun masih konvensional dan tradisional, begitu pun model-model pembelajaran yang digunakan pun masih model-model konvensional dan tradisional pula.

Cipayung, 11 Oktober 2020

Bacaan:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Kebudayaan. 2017.Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif. Jakarta: Direktorat SMA.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI. 2018. Petunjuk Teknis Pengembangan Pembelajaran pada Madrasah. Jakarta: Dirjen Pendis.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. 2016.Panduan Pembelajaran untuk Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:Direktorat SMP.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang informatif dan bergizi. Terimaksih Pak Dede.

12 Oct
Balas

Sama-sama, Bu Hj. Yayah. Semoga ada manfaatnya. Salam literasi

12 Oct

Terima kasih ilmunya Pa Dede.

12 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Salam literasi

12 Oct

Informatif sekali Pak. Mantap! Salam Literasi.

13 Oct
Balas

mantap pa, jadi tambah wawasan...

12 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

12 Oct

Tulisan yang informatif dan sangat bermanfaat. Terimakasih ilmunya Pak

11 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Semoga ada manfaatnya. Salam literasi

12 Oct

Terima kasih ilmu dan pencerahannya, Pak. Alhamdulillah sangat bermanfaat.

11 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Semoga ada manfaatnya. Salam literasi

12 Oct

Mantap Bapak... terima kasih pencerahan nya lanjut salam sehat selalu dan salam Literasi

12 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

12 Oct

Tulisan bermanfaat. Mantap Pak dan salam sukses

12 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

12 Oct

Pencerahan luar biasa mantap pak de

12 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Salam literasi

12 Oct

Ulasan informatif, sukses selalu

12 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Salam literasi

12 Oct

Terima kasih infonya pak Dede Saroni. Salam Literasi. Sukses selalu.

12 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Semoga ada manfaarnya. Salam literasi

12 Oct

Mantap artikelnya, Pak. Makin luas wawasan kita, apalagi bagi yang berstatus pendidik spt saya. Terimakasih infonya. Salam sukses selalu.

12 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Semoga ada manfaatnya. Salam literasi

12 Oct

Ngelmu banget nih. Mantap! Terima kasih atas pencerahannya ya Pak Dede

11 Oct
Balas

Alhamdulillah, Pak Khoirul dapet ilmu dikit dari DJJ, sy sampaikan. Mudah2an ada manfaatnya. Terima kasih. Salam literasi

11 Oct

Terima kasih telah berbagi ilmu, Pak. Sukses selalu

12 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Salam literasi

12 Oct

Mantab pak Dede. Sangat bermanfaat sekali. Sukses selalu buat karya2nya dan salam literasi

12 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Salam literasi

12 Oct

Terima kasih atas informasinya, Pak. Salam literasi, Pak.

11 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Salam literasi

12 Oct

Wah saya juga masih kategori Gagap Tehnologi perlu belajar Pak

12 Oct
Balas

Betul, Bunda. Di era 4.0, mau tidak mau guru harus bisa menguasi teknologi pembelajaran agar pembelajaran tidak monoton dan membosankan. Terima kasih. Salam literasi

12 Oct

info yang bermanfat pak.

12 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

12 Oct

Mantap Pak Dede informatif sekali. Terima kasih telah berbagi ilmu melaui tulisan yg keren. Salam sukses selalu.

11 Oct
Balas

Terima kasih, Pak Suhaimi. Semoga ada manfaatnya. Salam literasi

12 Oct

Mantap pak tulusannya...semoga segera untuk bisa dibukukan.....salam suksed

12 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Mohon doanya saja insyaalloh akan sy bukukan. Semoga ada manfaatnya. Salam literasi

12 Oct

Wow ilmunya mantap .sukses pak

12 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

12 Oct

Ulasan lengkap. Keren.

12 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Semoga ada manfaatnya. Salam literasi

12 Oct

Tulisan informatif dan lengkap. Sangat bermanfaat. terima kasih pencerahannya. Salam sukses

12 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Salam literasi

12 Oct

Mantap pak tulisannya sangat informatif..sukses sll nggih

11 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

11 Oct

Sangat bermanfaat, menambah wawasan kita selaku pendidik, salam literasi dan sukses selalu pak

12 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Semoga bermanfaat. Salam literasi

12 Oct

Trimakasih bapak paparan informatif yang samgat bermanfaat menambah wawasan tentang pembelajaran abad 21 sukses selalu

12 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Salam literasi

12 Oct



search

New Post