PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN ABAD 21
Oleh: Dede Saroni
A. PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Memasuki abad 21 kemajuan teknologi tersebut telah memasuki berbagai sendi kehidupan tidak terkecuali bidang pendidikan.
Guru dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar di abad 21 ini. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi peserta didik dan guru agar dapat bertahan dalam abad pengetahuan di era informasi ini (Yana dalam Rohim , Bima dan Julian, 2016).
Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan, dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya.
Dalam isi buku paradigm Pendidikan Nasional Abad 21 yang diterbitkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) atau membaca isi Pemendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, Kita akan menemukan sejumlah prinsip pembelajaran sebagai acuan dasar berpikir dan bertindak guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.
BNSP merumuskan 16 prinsip pembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan abad ke-21. Sedangkan Pemendikbud No. 65 tahun 2013 mengemukakan 14 prinsip pembelajaran. Sementara itu, Jennifer Nichols menyederhanakannya ke dalam 4 prinsip. Prinsip-prinsip apakah yang dikemukakan oleh Jennifer Nichols itu?
B. KONSEP PEMBELAJARAN ABAD 21
Tantangan guru pada abad 21 yang sangat mempengaruhi kehidupan peradaban manusia menurut Winarno Surakhmad, ada empat, yaitu:
1. Bahwa akan terjadi perubahan besar di dalam hamper semua bidang kehidupan dan bahwa perubahan tersebut akan berlangsung semakin hari semakin terakselerasi;
2. Bahwa peranan ilmu pengetahuan dan teknologbi akan mengambil posisi yang sentral yang langsung mempengaruhi bukan saja gaya hidup manusia sehari-hari, tetapi juga mempengaruhi nilai-nilai seni, moral, dan agama;
3. Bahwa pertarungan dan persaingan hidup antara bangsa-bangsa tidak akan terbatas di bidang ekonomi saja, tetapi juga di berbagai bidang lainnya, termasuk bidang budaya dan teknologi;
4. Bahwa karena pengaruh ilmu dan teknologi, nilai-nilai moral dan agama akan langsung tercatat dan bukan mustahil akan menimbulkan sistem nilai yang berbeda dari apa yang dikenal sampai saat ini. Seiring dengan sentralnya peranan iptek, perkembangan industri berbasis iptek akan berkembang dengan cepat.
C. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN ABAD 21
Menurut Jennifer Nichols dalam Rohim, Bima, dan Julian (2016), ada 4 prinsip pokok pembelajaran di abad 21 ini.Keempat prinsip pokok pembelajaran abad ke 21 yang digagas Jennifer Nichols tersebut dapat dijelaskan dan dikembangkan seperti berikut ini:
1. Instruction should be student-centered
Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Peserta didik tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.
Pembelajaran berpusat pada peserta didik bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada peserta didik sepenuhnya. Intervensi guru masih tetap diperlukan. Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimiliki peserta didik dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Memberi kesempatan peserta didik untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing dan mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya. Selain itu, guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya membantu peserta didik ketika menemukan kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
2. Education should be collaborative
Peserta didik harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, peserta didik perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, peserta didik perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
Begitu juga, sekolah (termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan penglaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah dikembangkannya. Kemudian, mereka bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context
Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan peserta didik di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik terhubung dengan dunia nyata (real world). Guru membantu peserta didik agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja peserta didik yang dikaitkan dengan dunia nyata.
4. Schools should be integrated with society
Dalam upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, di mana peserta didik dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial. Peserta didik dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, peserta didik perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.
Dengan kekuatan teknologi dan internet, peserta didik saat ini bisa berbuat lebih banyak lagi. Ruang gerak sosial peserta didik tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia. Pendidikan perlu membantu peserta didik menjadi warga digital yang bertanggung jawab.
D. KESIMPULAN
1. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Memasuki abad 21 kemajuan teknologi tersebut telah memasuki berbagai sendi kehidupan tidak terkecuali bidang pendidikan. Guru dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar di abad 21 ini.
2. Ada 4 prinsip pembelajaran Abad 21 menurut Jennifer Nichols, yaitu: antaranya: Instruction should be student-centered, Education should be collaborative, Learning should have context, dan Schools should be integrated with society
Sumber:
Jennifer Nichols (2013). 4 Essential of 21st Century Learning
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Di abad 21, abad Milenial, kita sebagai guru harus membuang jauh-jauh Paradigma Lama bahwa guru adalah segala-galanya buat peserta didik (teacher centered), harus mengubahnya pada student centered. Peserta didik harus digali segala potensinya, kreativitasnya, dan keingintahuan terhadap sesuatu. Jangan lagi kita hanya menjejali dengan setumpuk pengetahuan kepada peserta didik, tapi bagaimana peserta dapat melakukan sesuatu, mencari, mengamati, dan mengeksplor. Guru juga harus meninggalkan prinsip-prinsip pembelajaran konvensional dan tradisional untuk mengubah ke prinsip-prinsip pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, menarik, tidak monoton, dan menjemukkan yang membuat peserta didik boring, pada prinsip-prinsip pembelajaran Abad 21.