Dedi jonedi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
  Berkat Senyum Salam Sapa (S.3)
Penulis Dedi Jonedi

Berkat Senyum Salam Sapa (S.3)

Tantangan Gurusiana hari Ke - 1

Mungkin para pembaca memiliki konotasi beragam, seketika membaca S.3

yang jelas ini bukan sesuatu yang berhubungan dengan Srata Pendidikan Perguruan Tinggi.

Dalam hal ini penulis bermaksud mentranspormasikan Budaya S.3 (Senyum, Salam, Sapa)

yang menjadi budaya pagi di sekolah kami.

Apabila ini menjadi Rutinitas pagi dan dibudayakan di lembaga pendidikan, apalagi pendidikan kita dengan

K.13 yang tidak hanya berkutat pada ranah kognitif tetapi penekanannya pada afektif, dimana insan

pendidik harus mampu mewujudkan pesdik yang memiliki attitude (sikap) yang baik, disebut Karakter,

secara Islam dikenal Akhlakul Karimah.

Penulis, yang dapat giliran Piket S.3 setiap hari Jumat, harus ekstra cepat datang dan berdiri segera

didepan gerbang sekolah, satu per satu pesdik yang berdatangan disalami,bersama guru2 yang sama

terjadwal pagi itu, sambil mengamati Kerapian Badan, Pakaian,Attribute, dan lain sebagainya.

Suatu kali ada kesan, dalam tugas suci ini, ketika memperhatikan seorang murid lelaki terelambat,

kelihatannya kostum (baju dan celana) yang dipakainya tidak rapi (kusut, alias tidak digosok)

disertakan pula wajah muram dan sedih yang menyelimuti penampilannya.

Penulis berusaha untuk dapat mendekatinya, sekalipus secara psikologi ia merasa malu, ia biasa dipanggil temannya Afdal, nama lengkap Jhoni Afdhal, baru duduk dikelas VIII.

Akhirnya dengan personal approach, dia mengungkapkan kondisional yang terjadi, bahwa

orangtua(ibunya) sakit berat, baru dioperasi di Rumah Sakit pagi kemaren. Ia adalah anak Sulung dari

3 (tiga) orang beradik kakak, dimana ia lebih memfokuskan perhatian menjaga adik2, memasak

secara alakadarnya yang ia mampu, yang jelas ia tak ingin adiknya terlantar. Sementara Ibu tercinta

yang terbaring, ditumggui oleh Tante (etek satu2nya), karena sang Ayah telah wafat 3 tahun yang lalu.

Dalam hati penulis, ada rasa salut pada anak ini, karena jarang sekali, sulit bersuwa zaman sekarang

ini anak lelaki seusia nya (taraf SLTP) yang PEKA dan memiliki kearifaan, yang diistilahkan Tahu dengan

nasib.

Bagaimana keseharian didikan dan pembiasaan Orang tuanya Afdal didalam rumah tangga,

kita ikuti pada Tulisan berikutnya.

#Tantangan GuruSiana-1
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pembiasaan yang sangat bagus. Sehat dan sukses selalu Pak Dedi. Barakallahu fiik

03 Feb
Balas

Alhamdulillah masih ada anak yang peduli. Salam kenal buya.

03 Feb
Balas

Alhamdulillah, suatu awal yang sanfat bagus, smakin luas ladang untuk ibadah, menyesuaikan kekinian teknologi

03 Feb
Balas

Pendidikan karakter di rumahnya berarti sdh cukup baik sehingga ia tau diuntuang. Ditunggu kelanjutan ceritanya Buya. Salam literasi

03 Feb
Balas

Setuju Pak Jon Budaya S.3 Setara dengan title Dokter. Ndak perlu nambah kuliah lagi pak. Ditunggu Artikel berikutnya Pak Jon, wassalam.

04 Feb
Balas



search

New Post