Dedi jonedi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
FILOSOFI NENEK MENYAPU (part : 3)

FILOSOFI NENEK MENYAPU (part : 3)

#TantanganGurusiana

#TantanganhariKe20

Edisi sebelum inj,

tulisan tantangan 18 dan 19, dengan judul Filosofi Urang Gaek Manyapu, disesuaikan dengan sikon dan spesifik,serta alur kisahnya.

Ketika sang cucu (seorang putra, pelajar SMP) ini beberapa.kali mengamati sang nenek bekerja menyapu dengan cara si nenek yang spesifik,seperti pada tulisan part 2, maka timbul gejolak dan dilema pada diri anak ini, antara protes, nada tidak suka, atau bertanya minta penjelasan dari sang nenek.

Akhirnya sesuai dengan usianya yang masih belia, dengab nada agak tinggi dan sedikit prontal, ia melemparkan pertanyaan lepas, dengan kalimat : Kenapa Nenek menyapunya seperti itu?, Yang sudah terbuang itu masih Nenek pungut juga,padahal bisa dibeli apabila perlu banyak dikedai/dipasar itu semua. Harusnya cepat selesai, gara gara itu menjadi lambat. Nenek ngurus barang yang ditemukan : karet,plastik,paku, koran,vdan lain sebangainya.

Akhirnya cucunya itu dipanggil sang nenek, dengan kalimat : Hai anak.muda, engkau tidak boleh berkata seperti itu.Sebab apa yang Nenek kumpulkan ini, pasti suatu saat berguna, dan ada manfaatnya.

Tak lama kemudian terbukti, pada suatu hari, si Putra ini terlambat bangunnya. Pagi itu ia sangat terburu buru, sementara hari itu mapelnya PJOK (olah raga), mengingat akan membungkus kostum olah raga, dia terdesak memanggil2 sang nenek, minta tolong, carikan koran untuk bungkus baju, karet pengikatnya Nek, kantong (asoy) ada Nek? Sang Nenek tersenyum, dia tidak langsung membantu, tapi hanyalah menunjukkan tempat letak nya masing-masing, Engkau tidak jauh lagi mencari,tidak perlu ke pasar, semua tinggal ambil dan pakai. Termasuk nanti pulang sekolah ia perlu paku untuk menggantung figura photo, ia tinggal mengambil dikotak2 yang telah disiapkan Nenek. Kemudian saat ia menulis tugas di Meja,mejanya terasa agak oleng, maka perlu papan tipis untuk menopang agar sama datar.

Kemudian cucunya ini diberi pengajaran dari apa yang diperbuat nenek nya ini, dimana dalam pergaulan sehari hari, tidak ada orang yang harus kita tinggalkan, kita jauhi, kita musuhi, siapapun dia suatu saat pasti kita butuh dan memerlukannya. Siapapun dia pasti ada potensi jdan kelebihannya,yang bisa kita ambil.manfaatnya. Malagan kata orang Minang Kabau, bahwa secacat apapun seorang itu, pasti ada gunanya, bisa menjadi rahmat bagi orang lain.

Akhirnya saya menutup tulisan tantangan bersambung (part 1, 2, 3) ini, dengan ungkapan Rasulullah : Sebaik baik kamu, adalah orang yang bermanfaat bagi orang (ummat) lainnya.

Kota Solok, 25 Pebruari 2020

#TantanganGuruSiana

#TantanganHariKe-20

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul buya, sdh masuk H 20

26 Feb
Balas



search

New Post