HAND PHON BERDERING SEDANG SHALAT
TantanganGuruSiana
Tantanganharike-13
orang dapat dipastikan memiliki kebutuhan.Kebiutuhan ini, ada yang primer dan dan ada skunder. Saat ini Hand Phone dengan Fulsa/Paket nya , dengan tidak berlebihan saya menyebut HP ini tidak lagi barang lux (istimewa) tapi sudah menjadi kebutuhan, seperti kebutuhan makanan,pakaian,sandal, dan lainnya.
Sebagaimana rerata Rumah Ibadah,Masjid dan Musholla, didinding pintu dan bagian dalam, termasuk yang agak canggihnya ditulisan running teks, ada maklumat : Demi kesempurnaan Ibadah kita, Mohon HP nya Dimatikan sementara, kemudian maklumat ini di kuatkan pula oleh tugas tambahan yang sedikit ribet bagi seorang Imam shalat, yang biasa hanya mengingatkan Jamaah dengan sapaan Mohon Syaf Lurus dan Rapat dengan tumitnya sejajar.
Kasuistik terjadi pada sebuah masjid di Kota Solok, disatu waktu Shalat Berjamaah.begini kronologinya :
Ditengah keheningan Shalat Zhuhur Berjamaah yang mana baru Rakaat kedua, Berdering Hp seorang Jamaah kaum Bapak di bagian tengah, dengan nada sambungnya pun nyanyian yang berdurasi agak lama. Berulang ulang bunyi dan nadanya. Si empunya Hp seolah2 tidak tau,tidak bisa mematikannya.Yang jelas bunyian ini telah membuat gaduh,fikiran bercabang,dari yang idealnya Berjamaah yang seharusnya diupayakan khusyu', fokus,dan tenteram dalam pelaksanaannya.
Selesai salam rakaat ke empat, semua mata an wajah menoleh ke arah Seorang Bapak yang mssih agak muda , yang dilihat sedang mengeluarkan HP dan lagak menchek Nomor siapa yang menelephon, ia sendiripun agak kesal, ditimpali rasa malunya yang diselimuti rasa bersalah besar kepada Imam dan Jamaah.Bersamaan dengan itu ada jamaah dengan berani, lantang mengucapkan kata2 yang bernada kecewa dengan kata kata pedih,.menusuk hati,dihakimi dengan kalimat :
punya Hp dibangga2kan pula,
tidak bisa membaca mungkin,
kalau tidak bisa matikan HP jangan Shalat pula ke Masjid.
Gerutu yang sama juga terdengar dibagian jamaah kaum ibu, maklumlah pembaca dengan kata2/mulutnya perempuan, yang langsung pula didengar dan dirasakan istri ybs. yang juga ikut shalat berjamaah saat itu.
Akhirnya dibebani oleh rasa malu,sang istri mengajak suaminya cepat keluar masjid tanpa menunggu shalat sunnah rawatib.
Saya yang juga ikut berjamaah saat itu mengamati dan berfikir, hal ini tidak patut terjadi,dan ini bukanlah etika yang baik dalam menegur dan.mengingatkan seseorang,terlepas ini bersalah atau seorang yang khilaf.
Bagaimana sikap dua orang suami istri yang sudah duluan keluar masjid,kita sambung pada tulisann tantangwn besok hari
#tantangangurusiana
#tantanhanharike13
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cara menegur dengan hikmah ini yang kurang sekarang ya Pak
Betul yo la. Perlu belajar lagi...
Ya. Betul, maksud yang baik, caranya harus lebih baik..
Mantul.buya wak tunggu sambungannya
Insya Allah pak, trmksh
Trmksh ust.Asril....
Trmksh ust.Asril
Trm ksh ust.Asril
Mantap buya