Dedi Rahmat Hidayat

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kumpulan Puisi Anak Komed (Komunitas Guru pembuat Media pembelajaran)

Kumpulan Puisi Anak Komed (Komunitas Guru pembuat Media pembelajaran)

Kumpulan Puisi Hari Anak

Karya sahabat Komed (Komunitas guru pembuat Media pembelajaran)

*Permataku*

Secercah harap menyembul

Saat pertama ku dengar tangismu

Di pagi sunyi yg sepi

Kau gugah seisi bumi

Binar matamu

Bagai permata yg indah

Tatap penuh asa

Melambung tinggi impian

Segera tumbuh matahariku

Gapai duniamu penuh semangat

Dalam gemerlap bintang

Raihlah mimpimu

Bersimpuh kebersujud

Kutangkup doa kepadaNya

Jadikan anakku bercahaya

Terangi jalan surgaku

#Puisi anak

Aki-250717

*Cintaku*

Kau adalah anugrah ku

Yang selalu kurindu

Tetaplah menjadi tambatan hatiku

Yang selalu ada dalam doaku

Hari pun berlalu,

Kini kau menjadi pelipur rindu

Karena kau jauh dariku

kau sedang menuntut ilmu

Anakku...Kejarlah

Cita-citamu

Doaku selalu menyertai setiap langkahmu.

#untukanakku dipondok

*karya Umi Desi*

*Anak adalah anak*

Ketika kita membuka lembaran putih

Ketika kita tulis dengan doa dan pengharapan

Itu yang namanya cinta

Ketika kita tulis di lembaran kedua dengan was was dan kegalauan

Itupun yang namanya kasih

Ketika dilembaran berikutnya

kita isi dengan amarah itu yang namanya sayang

Ketika lembar demi lembar kita penuhi dengan kebahagiaan, tangis, duka, kemesraan

Semua ujud dari cinta kasih sayang orang tua pada anak kita

Anak adalah anak

Yang tertawa saat kita memeluknya

Anak adalah anak yang meminta tanpa tahu apakah kita punya.

Anak adalah anak yang tak tahu kita menangis saat kata katanya melukai

Anak adalah anak yang bisa terluka bila wicara kita menghardik

Anak adalah anak yang

Dengan kekuatannya mampu mengusung tandu terakhir kita

Anak adalah anak yang dengan doanya mampu meringankan dosa orang tuanya

Jika kami salah tiada mau mangalah

Jika anak salah harus mengaku salah

Kami bukan org tua sempurna nak

Kami pun berada nya salah

Kami pun beradanya khilaf

Tuntun kami jika kami renta, seperti kami menuntunmu berjalan

Ganti pampers kami nak

Seperti kami dulu mengganti popokmu

Anak ku...sepenggal galah tak kan bisa menandingi cinta kasih sayang kami...untukmu..

Cintai kami tiada terukur...untukmu anakku..

*Karya ibu koor bogor*

*Younie*

Nak, ibu menyayangimu..

Lebih dari yang kau bayangkan..

Tetaplah tegar dan kuat

Dalam menghadapi kehidupan

Tanamkan iman di hatimu..

Ingatlah selalu yang menciptakanmu..

Cintailah Dia lebih dari apapun..

Walau keluargamu sekalipun ..

Kau tak boleh berpaling dari- Nya

Karena kau akan kembali pada- Nya

Maka tetaplah berada di jalan-Nya

Walau rasanya kadang...

seperti Berjalan di atas duri..

Tapi bila kau nikmati..

Akan terasa damai dan menenangkan

Dalam mengarungi kehidupan..

*Karya mahmudah*

*Maafkan Ibumu*

Maafkan Ibumu Nak...

jika salah dalam memahami perasaanmu

Meski sudah mencoba larut dalam rasa

Maafkan Ibumu Nak

jika tak mampu mengerti keinginanmu

Meski sudah sekuat tenaga coba melayanimu

Maafkan Ibumu Nak

jika tak pandai membaca bahasa tubuhmu

Meski mata tak henti memandangmu

Tetaplah semangat meraih mimpimu, sebab kau adalah harapan ku

Teruslah berjuang, sekuat tenaga aku mendukungmu

Tetaplah pada jalan Allah

Doaku menyertaimu

Karya Tuti Wardiyanti

*Tanah Moyangmu*

Riuh kota kau pijak

Diantara deru bisingnya kendaraan

Yang lalu lalang tak berhenti

Bahkan di malam hari

Niatmu tuk meraih ilmu

Memperkaya pengetahuan

Memperbaiki keberadaban,

Setinggi langit kau idamkan

Anakku,

Jika semua tlah kau dapatkan

Ingatlah kampung tempatmu di lahirkan

Junjunglah dan bukakan

Keberadapan yang kau janjikan

Anakku,

Rumput hijau di tanah lapang

Saksi bisu saat kau teriakkan

Aku akan memajukan kampungku!

Anakku,

Waktu telah berlalu

Pulanglah jika kau telah berhasil dengan impianmu

Tanah kelahiran menunggumu

Tuk kau goreskan

Ladang amal sholehmu

Anakku,

Mumpung rindu ini masih ada

Tergantung menyambut kedatanganmu

Secercah cahaya tuk kehidupan kampungmu

Yang lama membisu

Dalam keterbelakangan ilmu

Karya : Mahmudah

*Di perantauan*

Hari ini

Kulepas ikhlas wahai anakku

Walau tenggorokan terasa kering kerontang

Air mata jatuh bimbang

Menyaksikanmu berjalan

Meninggalkan ibu sendirian

Nak,

Selamat berjuang di medan kehidupan

Tanpa ayah, ibu disampingmu

Dalam meraih impian

Nak,

Janganlah menangis

Jangan bimbang dan ragu

Tetaplah terus menatap ke depan

Itu semua tuk kebaikanmu

Di masa depan

Nak,

Kajilah semua ilmu yang kau terima

Taatlah pada gurumu

Sayangilah temanmu

Karna mereka adalah keluargamu,

Yah..keluargamu selama di perantauan

Nak,

Ibu hanya bisa mendoakanmu

Walau jarak memisahkan kita

Tak berarti ibu melupakanmu

Ibu selalu mendukungmu

Mewujudkan cita citamu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Kutangkup doa kepadaNya. Jadikan anakku bercahaya." Aamiin

25 Jul
Balas

aamiin yra

27 Jul

Subhanallah... Puisi yang indah. Ungkapan cinta kasih ibu kepada buah hatinya.Salam untuk para ibu yang hebat.

25 Jul
Balas

Inshaallah bu, ada bapaknya juga

25 Jul



search

New Post