Menjadi pembina upacara adalah hal yang kadang membuat guru menjadi frustrasi, grogi, galau, ketakutan, khawatir dan lainnya, padahal saat menjadi pembina upacara adalah hal yang sangat berharga untuk para guru. Untuk sekolah yang kecil mungkin tidak menjadi masalah bila berhadapan dengan 100-300 siswa, namun untuk sekolah besar sampai 1.000 siswa sering kali guru merasa kehilangan percaya dirinya, untuk menjadi pembina upacara memang membutuhkan keterampilan tersendiri, seringkali walaupun persiapan sudah dilakukan secara matang namun saat menjadi pembina upacara akan terjadi kesalahan yang berakibat ditertawakan seluruh peserta upacara dan berakhir dengan rasa malu.

Berikut ini akan saya sampaikan beberapa hal yang akan membuat bapak ibu guru mempunyai keyakinan dapan menjadi pembina upacara yang terbaik.

Siapkan mental untuk menghadapi upacara dengan berlatih depan cermin. Hapalkan aba-aba yang diperlukan saat laporan atau saat memimpin sesuatu. Siapkan materi amanat dengan baik, singkat, padat dan tepat disesuaikan dengan tema yang diberikan. Mengatur nafas dan intonasi bicara agar suara yang terdengar jelas dan tegas. Melangkah dan berjalan dengan gagah serta yakin, semua mata akan terarah pada pembina. Bila harus memegang mic, pegang dengan stabil jangan kaku dengan tangan kanan, atur jarak mic agar suara bisa tersalurkan dengan baik oleh pengeras suara, tidak menempel dengan mic serta tidak terlalu jauh dari mulut. Bila memang ada yg harus dibaca, gunakan stand mic agar lebih leluasa Pandangan selalu mengarah kedepan, kepala tegak dan saat memberikan amat pandangan jangan hanya pada satu titik apalagi menunduk, pandangan disapukan ke seluruh peserta dengan gerkan yg lembut, tidak kaku dan terlalu cepat. Tarik nafas panjang sebelum mulai berbicara, atur irama jangan terlalu cepat karena akan mengakibatkan kehabisan nafas. Selalu tersenyum dan rileks serta tetap bersemangat.

Demikian beberapa tips agar dapat menjadi pembina upacara yang baik serta akan menjadikan apa yg disampaikan bermanfaat.