Dedi Saeful Anwar

Pria kelahiran Cimahi yang kini tinggal di Cianjur. Kesehariannya mengajar di SD Islam Kreatif Muhammadiyah. Menulis menjadi sebuah kegiatannya di antara rangka...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kalau Tuhan Sudah Berkehendak, Jilid-2

Kalau Tuhan Sudah Berkehendak

:Jilid-2

Pagi ini, sayap-sayap senyum berterbangan di gerbang menyambut cahaya. Sorot mata indah bertasbih menghiasi pelataran sekolah. Lalu-lalang kaki dan teriak anak-anak bersahutan. Sementara daun, ranting, dan pepohonan saling bersedip dengan bangunan sekolah. Semua sumringah. Semua bertasbih.

Sejak tulisan "Kalau Tuhan Sudah Berkehendak, pada 16 Maret 2020 lalu tayang, sejak itulah lock down berlaku, Pandemi COVID-19 menjadi mimpi buruk paling menakutkan selama nadi ini berdetak. Dua tahun kemudian, tepatnya hari ini, Selasa, 17 Mei 2022 (Dua pekan setelah Hari Raya Idul Fitri 1443 H) sekolah kembali dibuka dengan 100% kehadiran murid di kelas. AllahuAkbar! ini semua tentu kehendak-Nya juga.

Dua puluh empat purnama bukanlah waktu yang singkat untuk melewati masa kelam. Banyak sudah episode kehidupan dijalani penuh dengan kisah. Perjuangan melewati masa pandemi COVID-19 tentu tidaklah mudah. Getir, khawatir, takut, segan, sedih, dan segala ketidakpastian menyelimuti keseharian selama itu. Itulah masa di mana Tuhan sedang berbicara dengan cara-Nya. Di balik semua pemberitaan, informasi, kabar-burung, dan berbagai konspirasi di dalamnya, sebagai makhluk lemah tentulah keimanan dan keyakinan yang selama ini meneguhkan dan menopang ketidakberdayaan diri. Sami'na wa atho'na.

Sebagai seorang muslim, bersikap sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami mematuhi) merupakan perwujudan dari sikap seorang yang beriman. Sebagai implementasi dari jiwa yang bersikap ikhlas dan rela hati dalam menerima ujian-Nya. Dinamika kehidupan dan aturan yang menyertai selama pandemi COVID-19 tentu bukan hal mudah jika tak dibarengi keikhlasan. Pembatasan gerak dan langkah, serta koyaknya sendi-sendi kehidupan bukanlah keinginan semua insan. Tak pernah juga diimpikan sebelumnya. Tetapi masa-masa itu nyata. Bukan kisah fiksi bukan pula rekayasa. Saudara, tetangga, sahabat, kerabat, orang dekat, jauh, kenal dan tidak kenal bergelimpangan menjadi catatan sejarah yang memilukan dan mengiris hati.

Jika Tuhan sudah berkehendak, perjalanan mimpi buruk selama 2 tahun sangatlah mudah dan singkat. Tetapi, sebagai makhluk lemah tentu tak ingin hal ini terulang lagi, mimpi-mimpi yang tidak indah ini. Cukup sudah, janganlah Engkau timpakan lagi. Kami pun sepertinya sudah lupa cara menyeka airmata. Biarlah matahari pagi ini menjadi pembuka hari yang indah. Menjadi penyulam senyum yang selama ini sudah kami lupakan. Izinkan kami esok menata kembali cita-cita yang sempat porak-poranda. Wallahu a'lam bishshawab. []

Cianjur, 17 Mei 2022

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post