Penyair yang Lupa Cara Menulis Puisi
Ketika duduk di bangku kuliah, "PENYAIR YANG LUPA CARA MENULIS PUISI" adalah judul cerpen yang pernah saya buat dan alhamdulillah diterbitkan di koran harian Jambi Ekspres. Seingat saya, ketika membuat cerpen itu saya hanya memainkan imajinasi yang menggambarkan seorang penyair yang karyanya sering diterbitkan di koran-koran, lalu secara tiba-tiba dia tidak mau lagi menulis puisi. Pasalnya, buku puisi miliknya pernah dikritik oleh seorang kritikus yang menyatakan bahwa karya Si Penyair itu tidak ada keunikannya, monoton. mendengar pernyataan itu, Si Penyair marah besar dan mogok nulis.
Entah apa yang membuat saya tertarik kembali membaca cerpen tersebut dan secara tiba-tiba saya menemukan sesuatu yang berbeda dari hasil pembacaan saya untuk kesekian kalinya itu.
Saya menilai sikap Si Penyair adalah bentuk penghargaannya atas pencapaian dirinya berupa "karya". Sebagai manusia, wajar saja jika seseorang merasa tidak senang jika ada yang mengusik apa yang kita ciptakan dengan kesungguhan dan totalitas.
Namun, pada dasarnya manusia butuh penilaian atas pencapaiannya. Tentu, yang diharapkan adalah penilaian yang baik-baik dari orang lain yang menilai. Tapi, siapa yang bisa mengarahkan semua orang untuk menilai baik atas pencapaian kita.
Seperti kata pepatah, "Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata, kita tak tampak". Begitulah hakikatnya penilaian seseorang atas orang lain. Jiwa kritis kita meronta-ronta untuk mengeluarkan pendapat jika diminta menilai orang lain.
Sempit sekali ruang hati kita jika tidak menginginkan sebuah kritik atas pencapaian atau karya kita. Ingatlah, sehebat apapun sebuah kritik dilontarkan atas sebuah karya, itu tidak lebih baik dari pada karya yang telah diciptakan itu sendiri.
Sebagai penenang hati kita, bukankah karya-karya besar di dunia ini awalnya adalah karya mendapatkan penilaian yang tidak mengenakan. Harry Potter misalnya. Tapi, sikap tahan uji dan kemampuan "menulikan" teliga dari sesuatu yang menjatuhkan kita adalah modal utama untuk terus berkarya.
#salamliterasi
#gurusiana
#mediaguru
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Tadz... Sebagai bahan renungan bagi kita semua.. Sukses selalu