Defi Harsusanti

Happy with my students ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bahagia itu sederhana

Aku adalah anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Bapak adalah pensiunan polisi yang setahu aku dari aku masih kecil pensiunan itu gak pernah dibayar, Karena bapak adalah polisi jaman jepang, dan dianggap terlibat PRRI.

Saat itu aku sama sekali nggak mengerti. Dan tidak begitu peduli. Karena aku selalu merasa bahagia. Untuk menghidupi kami bapak bekerja sebagai petani. Apapun bapak kerjakan yang penting halal.

Ibuku adalah anak perempuan tertua dari nenekku. Nenek adalah orang yang punya kehidupan yang berkecukupan. Punya rumah yang lumayan besar, dan memiliki sawah yang luas dan lumayan banyak. Tapi nenek punya sifat yang sama sekali tidak menyenangkan. Nenek matre.

Dulu ketika bapak masih menerima pensiunan dan memiliki uang, nenek Memaksa ibu menikah dengan bapak, Dengan alasan siapa tau bisa nebus sawah yang udah digadaikan.

Tapi dengan berjalannya waktu harapan nenek kayaknya tidak terkabul. Dengan berbagai cara nenek berusaha untuk memisahkan ibu dan bapak. Tapi bapak adalah bapak yang selalu jadi tokoh idolaku. Yang tidak pernah merasa terganggu bahkan berniat meninggalkan ibu Dan kami anak anak nya.

Dan ibu adalah sosok wanita kuat yang selalu mendukung suaminya dalam susah maupun senang. Mereka berdua adalah dua orang tokoh inspirasiku.

Walau kami sebenarnya punya rumah yang cukup besar, dan sawah yang luas, kami tinggal dari gubuk satu kegubuk lainnya, yang kami tinggali karena kebaikan hati orang orang sekampung.

Bapak mengerjakan sawah orang lain. Dan mengerjakan apa saja. Ibu membantu bapak dengan mengambil jahitan. Lumayan menambah penghasilan bapak dan biaya sekolah kami.

Sebenarnya ibu punya beberapa saudara yang hidupnya berkecukupan. Tapi sepertinya merekapun tidak begitu peduli dengan kehidupan kami.

Kamipun merasa dunia itu tetap indah. Kami menikmati masa kecil kami dengan bahagia. Aku masih ingat, dulu waktu kecil setiap hari lebaran bapak dan ibu selalu membawa kami keibukota untuk rekreasi. Kami yang perempuan pakai baju seragam buatan ibu. Senang nya bukan main.

Bapak dan ibu selalu berusaha menyekolah kan kami setinggi tinggi tinggi nya. Dan ternyata Allah memang tidak tidur. Ketika aku tamat SMA, tiba tiba salah satu teman bapak dari kepolisian waktu beliau tugas belasan tahun lalu diwilayah Rengat datang memberi kabar bahagia. Pensiunan bapak kembali aktif.

Akhirnya aku kuliah di ibukota propinsi,Padang. Alhamdulillah aku lulus diperguruan tinggi favorite, UNP jurusan EKonomi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Allah mboten sare bu. Salut pengalamannya bu.

17 Jun
Balas

Sedih sepanjang perjalanan ke padang he he airmata ngak bisa dibendung

18 Jun
Balas

Jangan nangis buk. Amak senyum tuh surga .. Amin..

19 Jun

Iya... makasi... Selagi kita yakin n berada dijalannya, Allah selalu Bantu kita

18 Jun
Balas



search

New Post