Delmayanti Tappa Tiranda

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU DAN NEW NORMAL

GURU DAN NEW NORMAL

Masih teringat raut wajah anak-anak di Sekolah tempat saya mengajar pada saat “belajar di rumah” pertama kali di umumkan kepada mereka, juga masih teringat bagaimana mereka merespon ketika saya memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah selama dua minggu ke depan. “belajar di rumah” yang rencananya hanya dua minggu ternyata berlanjut sampai sekarang. Bahkan Ulangan kenaikan kelas pun harus di laksanakan dari jarak jauh dengan kondisi yang sangat terbatas di karenakan infrastruktur tidak memadai. Pembelajaran dari rumah sangat tidak efisien, perekonomian masyarakat menurun. Sebagai guru saya merasa kurang produktiv dalam mendidik.

Dan akhirnya berkumandanglah istilah New Normal di tengah belum adanya penurunan jumlah pasien Covid 19 di Indonesia. Ya....New Normal, sebuah tatanan atau kebiasaan baru dimana semua orang harus beradaptasi dengan budaya yang baru yaitu budaya hidup bersih untuk menghadapi Covid 19 sekligus kembali dapat bekerja demi menjaga produktivitas. Saya menyebutnya dengan istilah “bergaul bersama Covid 19” tapi dengan cara yang berbeda.

New normal, ibarat memakan buah simalakama. Pada satu sisi menggembirakan karena dapat beinteraksi langsung dengan orang lain dan melakukan pekerjaan langung ke lokasi kerja (menjaga produktivitas). Namun pada saat yang bersamaan saya merasa diperhadapkan dengan sebuah situasi yang sulit. Sebagai seorang guru di tingkat Sekolah Dasar (SD), saya juga merasa khawatir dan takut jika new normal ini sudah berlaku. Saya akan kembali ke rutinitas sebelumnya, bertemu langsung dengan murid yang bukan hanya beberapa orang tetapi dengan murid yang berjumlah lebih dari seratus orang dari keluarga yang berbeda-beda dan saya tidak memastikan bahwa seluruh murid tersebut telah menerapkan protokol kesehatan karena mereka masih anak-anak, untuk menjaga jarak tentu tidak bisa ditambah lagi dengan kondisi sekolah yang tidak memiliki persediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan cuci tangan bagi seluruh anak murid.

Sungguh simalakama.....covid siap menerkam tetapi harus menjaga produktivitas sekaligus menjaga diri dengan menjalankan protokol kesehatan yang ekstra agar tidak ditertular.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga wabah Corona segera pergi, sehingga tak perlu lagi ada istilah New Normal, tapi normal beneran tanpa dipaksa untuk jadi normal,,, Sukses selalu

15 Jun
Balas

Keren bu

15 Jun
Balas

Jadi rindu suasana bersama bersama siswa, keren Bu.

15 Jun
Balas

Bagus ibu, sukses sll nggih ...salam literasi

15 Jun
Balas

Baca kalimat pertama, saya juga jadi ikut terbayang ekspresi wajah siswa saat pertama kali diumumkan harus belajar dari rumah. Sukses ya Ibu. Tulisannya rapih, saya senang membacanya :)

15 Jun
Balas

Baca kalimat pertama, saya juga jadi ikut terbayang ekspresi wajah siswa saat pertama kali diumumkan harus belajar dari rumah. Sukses ya Ibu. Tulisannya rapih, saya senang membacanya :)

15 Jun
Balas



search

New Post