Propinsi yang terkenal dengan keunikan Rumah Gadang bagonjong dengan Rangkiang baririk di halamannyo itu adalah Sumatra Barat, beratapkan ijuk dan berdindingkan bambu yang dianyam, itulah Rumah Gadang Minang Kabau yang kental dengan sistim adat istiadatnya.

Namun perlu juga kita sadari ada lagi budaya dalam bentuk seni tari, yang tak kalah pentingnya untuk jadi identitas propinsi penghasil kuliner rendang ini, yaitu " Tari Piring ".

Konon kabarnya tari piring ini akan dipentaskan pada saat acara :

* Upacara Pernikahan

* Upacara khitanan

* Upacara pengangkatan penghulu

* Acara syukuran hasil panen rakyat

* Acara acara daerah baik di Sekolahan, di kantoran maupun acara yang dilakasanakan oleh masyarakat dalam peringatan hari besar Islam.

Tetapi udah hampir hilang dari pandangan kita tari piring ini, dari sekian banyak kegiatan atau lomba lomba tari yang diselenggarakan oleh sebagian instansi, yang dilombakan bukan lagi tarian tradisional melainkan tari tari kreasi zaman kini.

Padahal jika kita lihat " Tari Piring " itu adalah tarian tradisional Minang Kabau yang menampilkan atraksi dengan menggunakan piring. Para penari mengayunkan piring ditangan mengikuti gerakan gerakan yang teratur, tampa ada piring yang jatuh dari tangan penari.

Busana yang dipakai oleh penari piring untuk pria ataupun wanita biasa memakai busana yang lengannya lebar berenda emas, celananya mulai dari bagian tengah sampai ke bawah lebat atau disebut " Sarawa Galembong " pinggang penari diikat dengan kain songket.

Keunikan dari gerakan tari piring tidak hanya diayunkan tetapi juga dengan gerakan memutar piring, para penari tetap dapat dengan mudah melakukan gerakan. Dentingan pada piring dari hasil bunyi benturan cincin buah kemiri ikut memberi bunyi musik sangat terasa klasik.

Fungsi tari piring dalam kehidupan masyarakat Minang zaman dahulu adalah perwujudan rasa syukur kepada sang Khalik pada saat musim panen.

Hari ini itu semua sudah hampir tak terlihat lagi, kesenian daerah sudah jarang kita saksikan, tak ada lagi kegiatan kegiatan yang dimeriahkan dengan tari piring, kesenian kontenporer telah mengalahkan peran kesenian tradisionak.

Namun kemaren aku begitu gembira menyaksikan acara pernikahan dimeriahkan dengan tari piring, kedua mempelai diarak dengan musik gendang tari piring. Tari yang sudah lama tak lagi terlihat dipertontonkan, sekarang bisa disaksikan banyak orang, ada kesenangan menyaksikan itu semua.

Penarinya begitu lincah lincah dengan piring ditangan mereka, diiringi bunyi deringan yang indah dari buah kemiri yang telah diolah jadi cincin.

Kataku dalam hati " masih ada tari piring dengan cincin buah kemiri " daerah yang sangat bagus, gumamku.

Dimanapun kita berada jika terdengar bunyi musik tradisional Minang Kabau, hati kita akan bahagia sendiri.

Rumah Gadang Nan Sambilan Ruang

Rangkiang balirik di Halamannyo.

Rimahku, Solok minggu 16 Agustus 2020