4 bulan sejak mereka diputuskan untuk belajar dari rumah,udah hampir 1 semester waktu itu berlalu.sungguh terasa sepi.gang dan lorong sekolah yang biasa dipadati anak anak seusia 6 sd 12 tahun telah lama sunyi,sepi.walau pekarangan sekolah tidak seluas yang kita inginkan sesuai dengan banyak siswa.jika tidak ada anak anak tetap terasa lengang tak bergairah.

Banyak cerita yang membuat kita rindu mereka semua,tingkah mereka yang kadang buat kita marah,tersenyum dan bikin geli,udah 4 bulan tidak ada lagi." Dimana mereka?sedang apa mereka?apakah masih ingat mereka bagaimana doa menjelang belajar dan doa menjelang pulang ?". Miris hati ini jika teringat usaha guru kan sia sia beberapa tahun ke depan.siapa yang bisa menjamin kognitif,afektif dan psikomotor mereka bisa berjalan searah dan setujuan.

Walaupun madrasah terbaik itu adalah ibu,namun untuk zaman sekarang sulit rasanya membagi waktu antara kebutuhan anak dengan kebutuhan orang tua.kita percaya ibu dan ayahlah yang lebih bertanggung jawab terhadap Pendidikan anak anak mereka.tapi dalam 4 bulan terakhir banyak keluhan dari orang tua yang tidak sanggup memberikan bantuan pendidikan pada anak anak mereka ada hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang tua,anak anak dengan orang tuanya akan manja dan orang tua sayang pada anak anak mereka,dengan sifat manjanya anak untuk minta tidak di tahan agar belajar ,maka orang tua tak bisa apa apa.dengan demikian disiplin belajar tidak akan terwujud.karena mereka tidak punya jadwal pembelajaran yang terstruktur.

 Ada tahap yang harus dilalui oleh siswa untuk mendapatkan nilai terbaik di kelasnya dalam pembelajaran normal dan itu diakui guru kelasnya bahkan seluruh guru tak kalah juga oleh teman teman satu sekolah.sementara dalam pembelajaran daring yang dilakukan dari rumah siapa yang akan mengakui kualitas mereka secara akademik.

Begitu rumitnya pembelajaran dari rumah,tak ada sesempurna jika belajar itu dilakukan oleh guru.itulah yang dulu juga aku rasakan,tugas dan tanggung jawab dalam mencerdaskan anak bangsa.senang dikerumuni anak anak,tingkah laku mereka membawa kedewasaan kita dalam menyelesaikan masalah.tapi kini masa pandemi covid 19 telah membuat kesepian itu jadi teman sepanjang hari aku dan kawan kawan JFU / Tenaga tata usaha.

Tiap hari Kampus indah dan asri itu kini lengang dan sunyi,bungapun seakan tak mau ditinggalkan para siswa.betapa bunga bunga itu senang tak ada lagi yang mematahkan dahannya ketika para bocah itu lewat,tapi timbuhan yang membuat Madrasah itu kelihatan rindang berdiri kokoh dalam potnya kini sayu tak bergairah.kesepian ruang ruang kelas dari tingkah para murid seakan cermin pendidikan masa depan,berdiri kokoh tapi tak percaya diri.

Banyak tahapan yang harus dilalui oleh Madrasah untuk kesiapan pemberlakuan pembelajaran,jika waktu pembelajaran normal itu sudah boleh dilakukan,maka pembelajaran tatap muka akan dilakukan dengan mematuhi protokoler kesehatan,tinggal menunggu waktu itu tiba,maka kesepian Madrasah dari gemuruh suara para siswa akan kembali menjadi saksi kalau Madrasah itu hidup karena para siswa.

" Kembalilah para penghuni Madrasah ke Kampus kalian ,berlarilah kembali kalian disana,isilah setiap lorong Madrasah kita dengan gemuruh langkah kakimu dan lambaian tangan kalian sambil menyentuh setiap helai daun bunga ".

" ibuk tungguh kalian di gerbang itu,dengan alunan ayat ayat suci surat surat pendek dalam juz 30,ibuk sambut kalian dengan nyanyian Mars dan Himne Madrasah kita yang alunkan oleh suara mikrofon Madrasah kita ".

Madrasah,2 Juli 2020