Lain lubuk lain ikannya, lain Padang lain belalang. itulah salah satu keberagaman budaya Nusantara, berbeda itu indah. Kalaulah bukan karena banyak ragamnya adat budaya Nusantara, maka tak kan ada keindahan tari daerah, tari piring kan terlihat indah ketika tampil di daerah Timur.

Begitu juga dengan sebuah tradisi dalam mengenang orang yang sudah meninggal, memang benar dalam Al quran telah dijelaskan bahwa "  Apabila anak Adam telah meninggal, maka putus segala amalnya, kecuali 3 hal, yaitu ":

1. Anak yang sholeh

2. Ilmu yang bermamfaat

3. Sadaqoh jariyah

Namun kita juga tidak tahu dari mulut siapa doa itu yang akan terkabul, entah itu orang tua, saudara, teman, karib kerabat ataukah dari tetangga sekitar kita, yang jelas disetiap doa orang orang mukmin selalu terselib doa untuk mukmin laki dan perempuan lainnya.

Begitu jugalah pada keluarga tek Mih, orang tua yang baru ditinggalkan anak lelakinya 100 hari yang lalu, seorang laki laki berumur 45 tahun meninggal dalam pangkuan emaknya. Seperti yang sudah sudah, jika ada keluarga yang meninggal maka tek mih selalu melakukan semacam tradisi mengaji atau mengenang yang sudah meninggal dengan berdoa 3 hari, 7 hari, 14 hari, 40 hari dan ditutup dengan menyeratus ( 100 ) hari.

Entah itu betul dalam agama, entah salah ataukah masuk dalam bidi'ah, itu brrpulang kepada kepercayaan masing masing, yang jelas di daerah tek Mih tradisi itu masih ada. Kata tek Mih suatu hari pada anaknya, " arwah orang yang sudah meninggal itu, akan selalu hadir melihat keluarga yang ditinggalkan minta didoakan, jadi kita berkewajiban mengirimi mereka doa " jelas tek Mih waktu itu. 

Dan lagi semua yang dilakukan Tek Mih untuk Tahkilan anak lelakinya yang sudah 100 hari pergi untuk selamanya, adalah bentuk kasih sayang Tek Mih serta suami beliau dan anak anak beliau terhadap bagian belahan jiwa mereka yang telah hilang. Walaupun mereka telah berbeda alam , semoga dari alamnya juga anak tek Mih almarhum Ulil Amri yang sudah 100 hari pergi dan anak kedua tek Mih yang sudah 1.5 tahun meninggalkan keluarga selamanya, juga melihat keluarga yang begitu menyayangi mereka. Semoga melalui doa seluruh keluarga di ijabah Alloh swt.

Maka selalulah tek Mih melakukan pengajian tiap ada keluarga beliau yang meninggal sampai 100 hari, Tek Mih merasa puas dan lega jika sudah mengirimi anak beliau dengan doa serta tahlilan bersama keluarga dan para tetangga. Walaupun doa tak kan pernah ada hentinya untuk anak anak yang sudah meninggal, jelas beliau lebih lanjut.

Dan juga tradisi ini terlihat sangat bermamfaat, disamping teruntuk bagi keluarga yang sudah meninggal 100 hari yang lalu, namun juga bisa bernilai ibadah dan memperkuat silaturrahmi antar saudara.kita bisa saling berbagi makanan dan bisa juga saling mendoakan, dan yang lebih terasa ikatan kekeluargaan masih terasa walau mereka yang kita tahlilkan sudah berpulang ke Rahmatulloh.

Rimahku, 6 Agustus 2020