Uniknya Bersama Teman Teman Tagur ke 57
Sejak Sekolah dinyatakan libur karena wabah korona Maret yang lalu, sejak itu pulalah semua kegiatan terhenti, baik kegiatan PBM dalam wadah tatap muka antara guru dan siswa, maupun kegiatan antara stekholder pendidikan dengan pejabat pemangku pendidikan.
Masa pandemi korona telah mengurangi berbagai kegiatan dilaksanakan secara tatap muka, semua berlangsung Daring ( Dalam Jaringan ), seperti : Diklat, Seminar, Webinar, Halal bil halal, tak terkecuali juga kegiatan kegiatan rapat dinas antar pimpinan di jajaran Kementrian Agama, selama pasa PSBB dilaksanakan secara online dengan aplikasi Zoom Meeting.
Namun karena tugas dan tanggung jawab semua pemerhati Pendidikan sudah sangat haus dengan informasi kelanjutan dari sebuah proses Pembelajaran anak anak. Kepala Madrasah butuh regulasi untuk dasar pelaksanaan kebijakan sebagai aplikasi dari Tupoksi kepala Madrasah terhadap tugasnya sehari hari.
Berdasarkan hal tersebutlah Rakor Kepala Madrasah dilaksanakan, tampa mengabaikan protokoler kesehatan, wajib pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan nggak boleh salaman.
waktu 5 bulan yang telah melockdown semua ASN agar bekerja dari rumah masing masing, telah menyebabkan ibuk ibuk cantik itu tak pernah bertemu, hingga tampa mereka sadari kegembiraan hati bertemu rekan seprofesi telah melupakan mereka dengan jaga jarak, hingga nuansa hati yang nyaman itu telah diabadikan dalam ciprakan lensa kamera gawai pintar para kepala Madrasah.
Senyum sumbringah ibuk ibuk kreatif, telah berselfi membuat suasana menjelang Rakor itu begitu hidup, hingga tampa disadari bunda panggilan salah seorang kepala Madrasah oleh buk Nita itu bilang " wuiihh, orang yang tadinya meringis kesakitan karena perutnya ndak nyaman, sekarang kok malah ia pula yang lebih senang wajahnya " ledek bunda Iwas pada buk Nita. " karena udah ketemu dengan bunda dan kawan kawan, nggak terasa kalau perutku sakit " buk Nita jawab ocehan bunda Iwas.
Benar juga, bahwa buk Nita sehari sebelum kegiatan Rakor begitu meringis menahan rasa sakit dibagian sebelah kiri perutnya, bahkan sebelum berangkatpun buk Nita telah diingatkan suaminya, bahwa jika nggak kuat untuk ikut acara nggak usah pergi.
Tapi demi " Madrasah Lebih Baik dan Lebih Baik Madrasah " buk Nita tetap bergerak menuju tempat kegiatan ditemani si putih mungilnya.
Namun benar, begitulah keunikan dari bersama sama teman, rasa sakit, sedih dan barangkali kondisi yang drob sekalipun jika bertemu dengan teman teman bisa jadi terobati, tampa harus menelan pil kimia.
Orang yang terbaring di rumah sakit, akan sehat jika dikunjungi saudara, teman, karib dan kerabatnya, bersama sama mereka itulah obat yang tak ada dijual orang diapotik mana saja.
Rumahku, tulisan disaat gurusiana sdg bertingkah.
Rabu, 12 Agustus 2020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Baa unik nyo buk del tapi mantap
Hhh pk haji..uniknya bisa jadi obat penyembuh tampa bentuknya seperti pil tablet