Tantangan Hari ke 89

Langit cerah sekali, awan biru berarak menambah semaraknya sore ini.

Nabila berlari dengan riang, berkejar-kejaran dengan Farhan Abangnya. Mereka antusias sekali melihat hewan-hewan yang ada di Kebun Binatang Bukittinggi. Mulut mungilnya sesekali bernyanyi senandungkan lagu Burung Kakak Tua.

“Nabila, besok ayah berangkat kerja lagi ya Nak.” Kata Ayah ketika kami melepas lelah duduk di atas tikar di bawah pohon Pinus.

“Kenapa Ayah pergi terus?”

“Ayah kerja Sayang, nyari duit buat Nabila dan Bang Farhan.”

Nabila menyodorkan recehan lima ratus rupiah pada ayahnya.

“Makasih Sayang, tapi uang ini belum cukup untuk beli susu Nabila.” Ayah memeluk Nabila yang mulai sesegukan. Suara Nabila bertambah serak.

Nabila masih terlalu kecil untuk memahami kondisi Ayahnya. Bocah empat tahun itu hanya ingin ayah selalu berada di sampingnya. Berkumpul bersama dan pergi jalan-jalan seperti yang kami lakukan sekarang.

Esok paginya tangis Nabila pecah saat mengetahui Ayahnya tidak ada lagi di rumah.

"Ayah mana Bu?" Teriak Nabila disela tangisnya.

"Ayah sudah berangkat Sayang."

"Kenapa Ayah tetap pergi Bu? Bukankah Kemaren Nabila sudah memberi Ayah uang?" Tangisan Nabila semakin keras.

"Sabar ya Sayang, dua Minggu lagi Ayah juga pulang. Bawa uang yang banyak buat Nabila."

"Nabila ngga mau duit Ayah Bu. Nabila hanya ingin Ayah ada di sini."

Aku tidak bisa menyembunyikan kesedihan. Kehidupan LDR memang tidaklah Indah dan nyaman. Banyak yang mesti dikorbankan. Namun dengan kesabaran semoga bisa menikmatinya. Nabila putri kecilku apakah bisa bersabar?

#TantanganGurusiana