Delvia Andrini

Guru SMAN 2 Bukittinggi "Cinta yang patut kamu tunggu adalah rasa cinta pada diri sendiri,"...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sang Pemenang 2

Sang Pemenang 2

Tantangan Hari ke 82

“Kamu pindah ke sebelah sana ya, saya ada perlu sama Kasih.” Ucap Sakti sambli menunjuk bangku yang masih kosong di samping tempat duduk Kasih.

“Mbak, sotonya semangkok ya, yang pedas ya.” Sorak Sakti pada Mba Mimin yang lagi sibuk mengambilkan pesanan.

“Oh ya kamu mau makan apa Kasih? Minta saja, aku yang traktir.” Kata sakti sambil ujung matanya mengerling genit pada Kasih.

“Makasih Kak, aku sudah pesan tadi.” Jawab Kasih pendek. Dia semakin gelisah. Netranya terus melihat pada Kirana yang juga lagi kesal karena kedatangan Sakti.

“Kasih, kamu ada acara sore ini?”

“Ada apa Kak?”

“Kita nonton yuk.”

Huk huk hukkk…..Kasih tercekat, tidak menyangka Sakti akan mengajaknya nonton.

“Haahh, apa Kak? Kak Sakti ngajak aku nonton? Apa ngga salah orang nih Kak?”

“Salah orang gimana?”

“Salah ngajak aku.”

“Hahaha…..ngga lah.”

“Iya…kenapa aku yang diajak nonton? Seumur-umur aku belum pernah nonton bioskop lho.”

“Nahh….karena belum pernah, makanya aku ajak. Mau ya?”

“Maaf Kak aku ngga bisa.”

“Sekali ini saja Kasih.” Sakti memegang tangan Kasih meminta persetujuan.”

“Lepaskan tanganku Kak.” Suara Kasih yang keras mengundang mata mahasiswa yang lagi menikmati santap siang melihat ke arah mereka.

Kasih semakin jengah oleh kelakuan Sakti yang lancang. Wajahnya merah padam, meredam malu. Dia bergegas beranjak dari tempat itu. Namun cengkraman Sakti begitu kuat menahannya.

“Bisa sopan ngga sih?” kata Kirana sambil mendorong bahu Sakti.

“Kamu kenapa ikut-ikutan? ini urusanku sama Kasih. Pergi sana!” Sakti marah karena Kirana mendekat.

Kirana semakin gelam melihat ulah Sakti. Dengan sekuat tenaga dia dorong tubuh sakti hingga terjungkal. Bajunya basah oleh tumpahan kuas soto yang tersenggol lengannya.

Kafe yang masih rame riuh oleh sorak sorai mahasiswa yang melihat adegan itu.

Sakti bangkit dari lantai sambil membersihkan bajunya dengan tisu.

“Suit…suit…!” Ayo Sakti, mepet terus jangan menyerah.” Salah seorang dari mereka memanas-manasi Sakti.

“Hahahaa….raja gombal bisa kalah juga”

“Hahaha.”

“Ayo Kasih, kita pergi dari sini.” Katanya sambil menarik tangan Kasih dan dengan setengah berlari mereka keluar meninggalkan Kafe.

Nafas Kasih masih tidak beraturan. Dia kembali lagi ruangan aula di antar Kirana. Kasih tidak nafsu lagi untuk santap siang. Mendadak selera makannya terbang ke awan.

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ceritanya.. Ditunggu lanjutannya. Salam kenal

05 Apr
Balas



search

New Post