Deni Tauladan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MASA ITU
Permainan anak-anak era 70 an, sumber photos: salamyogyakarta.com, pinteres.com, idntimes.com

MASA ITU

Mari kembali keawal tahun 70-an, tahun dimana saat itu kecerian dalam bermain mewarnai kegiatan anak-anak sehari-hari, segala jenis permainan dilakoni tanpa membutuhkan biaya, halaman bermain sangat luas, rata-rata rumah saat itu memiliki halaman bermain, kadang masing-masing menawarkan bermain di halaman rumahnya dan jika tidak menemukan kesepakatan maka dicarilah jalan keluar dengan cara melakukan “hom pim pah” yaitu permainan satu tangan diletakan saling bertimpa kemudian dengan sedikit dihenjutkan dengan menyebutkan “hom pim pah” dan tangan masing-masing terpisah, ada yang telentang dan ada yang telungkup, dan siapa yang menang, sesuai dengan kesepakatan beramai-ramai bermain di halaman rumah sipemenang.

Pohon bunga banyak tumbuh di pekarangan rumah bahkan kebanyakan warga pada saat itu pohon bunga “tertentu” yang tumbuhnya rimbun banyak dijadikan pagar rumah dan salah satu fungsinya yaitu tempat anak-anak sembunyi dari temen-temannya dalam bermain. Pohon-pohon lainnya seperti pohon jambu biji, jambu air, ceri, dan lain-lain yang bisa dipanjat dijadikan tempat sembunyi bahkan buahnya boleh diambil dan dimakan (kalau sekarang jangan dicoba-coba, bulldog akan menyalak kencang, sekencang typhon bertiup), indahnya suasana keceriaan bermain saat itu.

Suasana bermain saat itu, tanpa alas kaki (sendal jepit), berlarian kesana-sini tanpa takut keinjak beling (pecahan kaca), tanpa takut tertabrak kenderaan bermotor (karna kenderaan masih dapat dihitung dengan “sempoa” karna jari sudah tidak cukup), jika haus singgah di sumur tetangga ambil timba, timba airnya dan langsung diminum (kalau sekarang itu Rp.500 satu gelas aqua), aduh betapa bahagiannya. Saat habis bermain dan pulang kerumah, harus siap untuk di omelin (dimarah emak) karna bau badan nyengit seantero dapur, karna emak saat itu memang selalu didapaur lagi masak bukan lagi nge-blog, atau online nonton youtube apalagi say hello dengan teman satu angkatan bersenta (teman reuni), emak masak pakai tungku kayu api dan jika apinya mulai kecil akan ditiup menggunakan bambu untuk hembusan angin agar api tungku besar kembali.

Melaksanakan perintah emak untuk mandi menghilangkan bau badan, BB istilah kekinian, kalau tidak pembersihan badan “permit to eat” tak keluar, jangan cube-cube tidak patuh kepada emak, bahaiiiyaaa, berdosa, karna dokrim “surga di bawah telapak kaki ibu” akan di dekritkan kembali, kita semua patuh, tidak ada perlawanan, karna itu mak tetap sayang kita. Kembali ke kegiatan mandi tadi, kalau tak ada lagi sabun cap burung (import from Singapore) terpakse pakai sabun cap kapak atau cap radio untuk bersabun. Selesai mandi gosok gigi dengan odol ma kali am (MAXAM) juga didatangkan dari Singapore tapi kalau odol sudah tidak nampak lagi alias empty alias liau, maka dengan iklas agar tidak bau mulut kita gosok gigi dengan mencolek bros gigi dengan sabun cap kapak kemudian action, karena sehabis mandi emak akan menyuruh kita dekat kepadanya dan menghembuskan napas untuk mengecek bau mulut kita, itu mah sudah biasa, indahnya masa itu.

Setelah selesai itu semua barulah “time” makan dideklasikan, wah betapa nikmatnya, nasi panas yang di dalam piring masih mengeluarkan “asapnya” dan lauk yang terhampar pasrah adalah salah satunya penyedap selera yaitu mencalok udang diiris cengek (cabe kecik) di cecah dengan timun atau pucuk daun ubi taon dicecah dengan sambal belacan, kalau menghadapi ini semua betapa lahapnya nambah berkali-kali, sampai mertua di belakang kita tak kelihatan (kok muncul mertua,...latah betul).

Selesai makan, titah emak untuk menunaikan sholat di laksanakan selesai sholat dilanjutkan dengan tidur siang sampai petang,... alfatihan untuk emak, terima kasis atas segala kasih sayang yang tercurah dari emak dan apak,... created by deni tauladan, 05042020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi mengingatkan masa kecil kita. BTW, kalimatnya apa tidak terlalu panjang? Maaf lho. Sukses dan sehat selalu Pak!

06 Apr
Balas

terima kasih pak Agus Siswanto atas atensinya, maksudnya kalimatnya terlalu panjang atau paragrapnya, atau tulisannya (hanya kurang lebih 500 kata) di MDI baru kurang lebih lima gurusianer yang mengapresiasi tulisan saya, tersanjung saya terima kasih untuk renungan dan perbaikan.

06 Apr
Balas

Jadi kangen emak dikampung

06 Apr
Balas

Semoga emak bu Rosdiana sehat selalu, aamiin.

06 Apr

Masa kecil yang tak akan pernah kembali selamat dan sukses Pak

06 Apr
Balas

Iya bu Maya, ada dalam arsip memory, terima kasih kunjungannya, kapan mulai nulisnya bu Maya, tulis aja jangan pedulikan lain-lain, fokus aja pada apa yang ibu tulis,...salam sukses selalu . . .

06 Apr



search

New Post