Denny Boy Roha

Adalah guru dan juga principal di SMA Negeri Jakarta. Alumini IKIP Padang, jurusan Akuntansi. Wakil Ketua MGMP Ekonomi DKI, Intstruktur Kurikulum 13, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Sayang Kamu

Aku Sayang Kamu

#tanthar_381

#berpentigraf

Aku Sayang Kamu

Aku buru-buru pulang dari kantor, ada kerinduan yang menelisik di lubuk hati, entah apa gerangan, tiba-tiba saja wajahmu melintas di pikiranku, dan rinduku langsung bangkit. Aku mungkin saja termasuk mirip-mirip dengan wanita lain, kalau sudah rindu tidak bisa ditunda-tunda. Dengan mengendarai sepeda motor, aku bisa meliuk-liuk di jalanan yang kadang kala terjebak macet. Aku sedikit tenang, karena tas kecilku yang berisi dompet dan ponsel, duah kumasukan ke dalam bagasi motor, menghidari pelaku jambret yang marak akhir-akhir ini. Satu belokan lagi aku sampai di rumah.

Setelah mandi dan keramas, aku duduk dengan dia di ruang tamu, kebetulan ibu dan bapak sedang tidak ada di rumah. Kubelai-belai, dia merinding geli. Kami bergulingan di atas sofa merah maroon, kadang kala gulingan kami sampai di atas karpet lantai. Uff mumpung ibu dan bapak tidak ada di rumah, bisik hatiku. Sesekali kuajak dia menari cha-cha, dia tidak bisa, kucium hangat hidungnya. Perutnya yang sedikit gendut jadi sasaran gelitikku, dia menggeliat kegelian. Kami terus bercengkrama di ruang tamu. Rinduku belum puas, kuajak dia ke kamarku.

Dengan santai kupeluk dia, dan kubawa ke kamarku, kuhempaskan tubuhnya di ranjangku, rinduku semakin menjadi-jadi. Kutubruk tubuhnya yang masih tergeletak di ranjangku, kugeluti berulang kali. Kami sama-sama memuaskan kerinduan, tidak ada lelah sedikitpun kami rasakan. Tubuhnya wangi, jemarinya sedikit berkuku agak panjang. Kuusap-usap dadanya, lalu turun ke perutnya yang gendut, dan kuteruskan lagi. Tiba-tiba dia melompat, aku kaget. Sepertinya dia tidak berkenan. Aku merengut di pojok ranjang. Perlahan dia mendekat dan tidur di pangkuanku. Kubelai kepalanya, matanya meredup seperti menikmati. “Harier… aku sayang kamu!” bisikku perlahan ke telinganya. “Melia….! Pasti kamu mainin lagi kucing itu, lihat niiih bulu-bulunya banyak yang rontok”. Suara ibuku berteriak dari ruang depan, petanda mereka sudah pulang. Aku segera bangkit, Harier berlari mengejar dari belakang.

-salamkucing

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pasti kucingnya sangat bahagia punya tuan yang baik hati. Sukses selalu pak

27 Mar
Balas

Benar bu kucingnya senang kalau demikian. Salam sukses bu

29 Mar

Kucing yang bikin kangen, sukses selalu Pak

27 Mar
Balas

Benar bu, kalau sudah cinta

29 Mar



search

New Post