#Tanthar_322

#berpentigraf

Bahagia Masa Tua

Jujur saja, ada rasa iri yang muncul ketika aku melihat nyonya muda itu begitu mesranya dengan suaminya yang ganteng. Cemburu? Ya, ada juga cemburu, padahal aku juga ada pasangan. Dulu matanya yang genit itu melirikku, dadaku berdegub kencang, dan benar, aku yang dipilih, pasanganku juga turut, tapi dia belum tahu isi hatiku. Apakah ini yang dinamakan cinta?

Kegembiraanku hanya berjalan sesaat, aku ingin sekali diajak nonton ke bioskop, ataupun ke pesta perkawinan di hotel-hotel mewah, tapi tidak pernah di ajak. Aku dan pasanganku hanya sesekali bisa berdekatan dan bercumbu, kami lebih sering dipisahkan, lebih sering dilakukan oleh nyonya muda itu. Cantik sih… tapi, ya sudahlah kasihan pasanganku nanti cemburu.

Badanku makin lama makin kurus, sudah menipis, begitu juga dengan pasanganku. Mungkin ini karena kami sering dipisahkan. Usia kami sudah mulai menua, pinggang sudah tidak lagi lurus, sudah banyak yang lapuk. Kesetiaanku dengan pasanganku masih terjaga, belum pernah berselingkuh. Kami jarang sekali dilirik, atau mandi bersama. Ada secuil harapan untuk berbahagia dengan pasanganku. Dari semalam kami tidur bersama dalam dinginnya malam, kami berpagut, seperti tidak ingin dipisahkan lagi, hingga pagi. “Ma… sandal jepit ini masukan aja dalam kresek, dan tarok di tong sampah, udah tipis juga”. Aku terkesiap, kami akan selalu berpagut selamanya, dan tidak akan dipisahkan lagi.

-salamsandaljepit