Denny Boy Roha

Adalah guru dan juga principal di SMA Negeri Jakarta. Alumini IKIP Padang, jurusan Akuntansi. Wakil Ketua MGMP Ekonomi DKI, Intstruktur Kurikulum 13, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bermimpilah
http://www.tabirnusantara.com/2020/05/08/

Bermimpilah

#tanthar ke 1

#SANG

Bermimpilah

Kuliah di IKIP Padang, dengan mengambil jurusan Akuntansi. Banyak suka duka yang dialami selama kuliah. Betapa girangnya hati saat mengetahui aku lulus Sipenmaru. Pengumuman disampaikan lewat koran khusus. Terbayang sudah langkah kaki seorang lelaki anak seorang pedagang kaki lima, memasuki gerbang kampus. Aku mencoba tersenyum.

Di awal-awal semester, kegiatan mahasiswa baru di tambah dengan harus mengikuti berbagai acara atau kegiatan yang dibuat oleh senior, selain Opspek. Baru saja duduk di bangku kelas kuliah, beberapa orang teman baruku complain, dan sedikit ngomel-ngomel kepadaku. Pasalnya, di saat Opspek, aku termasuk orang yang beruntung tidak ikut di opspek senior, bahkan bisa duduk-duduk menyaksikan teman seangkatanku berbaris di lapangan pada saat tengah hari. Dan beberapa aktivitas lainnya, aku datang ke lapangan untuk menonton, yang seharusnya menjadi peserta. Selamat sudah satu babak.

Berbagai macam kegiatan aku ikuti, aku tidak mau menjadi mahasiswa kutu buku. Beberapa kali sempat menjadi mentoring Akuntansi untuk teman-teman sejurusan. Hasilnya makan siangku dijamin mereka.

Menyaksikan para senior sibuk menyiapkan skripsi dan bahkan ada yang sibuk dengan pendaftaran wisuda, aku kagum pada mereka. Dan membayangkan aku mengenakan Toga, terus disalami oleh Rektor ataupun Dekan Fakultas. Pastilah bapak dan ibu bangga sekali. Sudah kupastikan sebuah fotoku mengenakan toga menghiasi dinding ruang tamu rumah orangtuaku. Kembali aku tersenyum.

Waktu cepat berlalu, tidak terasa aku sudah hampir menamatkan kuliah. Kejadian luar biasa menimpaku. Menjelang ujian akhir, bapak mendadak dibawa ke rumah sakit, dan aku harus pulang ke Bukittinggi. Hampir seminggu bapak dirawat di ruang ICU, selama itu pula aku tidak masuk kuliah. Akhirnya Allah memanggil bapak kaharibaanNya. Kesedihan melanda kehidupanku. Sebentar lagi aku harus mengikuti ujian akhir, sementara mentalku goncang ditinggal bapak. Bapaklah pemberi semangat yang luar biasa agar aku survive kuliah. Kini dia sudah tiada.

Ujian akhir berlalu, hasilnyapun sudah didapat. Dari sejumlah 27 orang satu kelas angkatanku, hanya yang bisa wisuda sepuluh orang termasuk aku. Segera aku mengabari ibu di Bukittinggi, betapa senang hati ibu mendengar anaknya wisuda. Kebahagiaanku lenyap seketika, saat teringat bapak. Aku sudah berjanji akan membawa bapak ke acara wisudaku, bapak menolak karena kondisinya yang lumpuh. Tapi aku keras mengajaknya sekalipun aku harus mencarter mobil untuk bapak. Tapi ternyata acara wisudaku hanya di dampingi ibu dan kakak-kakakku. Saat berfotopun aku masih terlihat sedih.

Usai wisuda akupun ikut serta mendaftar tes menjadi guru Pegawai Negeri. Menjelang pendaftaran, aku mencoba mencari uang dengan berjualan map dan keperluan lainnya dari peserta tes, alhasil laris manis, karena kebanyakan yang membeli adalah teman-teman kampusku yang sudah mengenalku. Tidak ada rasa malu ketika menjajakan map kepada peserta tes, yang penting bagiku, aku bisa bertahan hidup di kota Padang ini.

Tes sudah dilaksanakan, aku masih saja berdagang map, alat tulis lainnya di kampus. Beberapa kali satpam kampus mengingatkanku agar tidak berjualan, tapi aku tetap gigih berjualan dengan cara mengendap-endap. Mereka sebenarnya tahu, namun pura-pura tidak tahu.

Sore menjelang maghrib, aku dan beberapa teman masih saja duduk di kampus, mumpung udaranya segar. Seseorang berteriak dari balik pagar, “Hei… Den, udah lihat pengumuman belom? Kamu sepertinya lulus!” sayup-sayup kudengar teriakannya. “Pengumuman apa?” aku bertanya bingung. “Pengumuman hasil tes CPNS, Buruan lihat di Kanwil!” kembali teriakannya lebih jelas kudengar.

Ada rasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan perempuan tadi, namun tidak ada salahnya datang untuk memastikan. Kurogoh kantong celana, tidak seperserpun tersimpan. Kualihkan pandanganku pada teman yang masih asyik main gitar. “Hei… fren, pinjam aku duitlah, untuk sekedar ongkos bis kota pulang pergi”, sergahku pada teman-teman yang ada. Tanpa menunggu lama, terkumpul juga uang untuk ongkos bis kota pulang pergi, ditambah sedikit beli permen. Aku melompat dan setengah berlari ke ujung jalan, menunggu bis kota lewat.

Ups… aku melompat ketika bis kota berjalan agak pelan. Sedikit SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) aku menyapa kernet bis kota. “Banyak sewa hari ini bang?” tanyaku sambil duduk di bangku belakang. “Ah sepi, anak-anak mahasiswa libur”, ujarnya. Kami asyik ngobrol tidak terasa sampai di depan Kanwil, aku menyorongkan ongkos, tapi ditolak kernet. Rejeki anak soleh, ujarku dalam hati. “Terimakasih bang!” teriakku saat bis sudah melaju kembali.

Senja sudah mulai turun, beberapa lampu rumah penduduk sudah mulai dinyalakan, aku masuk gerbang Kanwil. Temaram memang, karena tidak semua lampu dinyalakan. Kucari papan pengumuman, dan mulai menerangi dengan korek api untuk melihat nomorku di deretan nomor-nomor peserta yang lolos.

“Hei… apa yang kau kerjakan?” sebuah teriakan dari belakangku, membuat aku terkejut. Seorang satpam datang menghampiriku. “Ini pak, saya mau melihat pengumuman ini, makanya saya nyalakan korek api karena gelap”, jawabku. “Memangnya kamu ikut tes? Mana nomormu?” Ujarnya. Aku menyebutkan nomor pesertaku “05035 pak”. Lalu satpam itu menyoroti lampu senternya ke papan pengumuman, akupun turut melihat. Pupus sudah harapanku, nomorku tidak bisa kutemukan di deretan ratusan nomor yang ada. “Nah … ini dia!” tiba-tiba satpam itu bergumam, aku terkejut. “Ada ya pak?” tanyaku. “Iya, ada, pastikan ini nomormu?” tanya satpam itu lagi. Aku mengikuti arah telunjuknya yang menunjuk satu nomor peserta. Memang terpampang disitu 05035. Aku gemetaran. “Alhamdulillah, ya Allah aku lulus jadi PNS” ujarku. Kusalami pak satpam tadi dan mengucapkan ribuan terimakasih. “Selamat ya, semoga kau sukses nak”, sambutnya. Akupun berlari keluar ingin menyetop bis kota, kembali pulang ke tempat kostku. Ingin segera menyampaikan khabar gembira ini kepada ibu di Bukittinggi.

#salamsantuy

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah... mulai lagi... semangaat Pak Denny... masa2 kuliah adalah masa yg penuh memory dan perjuangan... good luck

23 Jun
Balas

Alhamdulillah.. Enak ketika Ospekbya Pa. Saya sih berpanas_panasan di lapangan dengan pakaian putih ditempa senior di IKIP dulu. Coba kalau saya seperti Bapak bisa duduk dan bisa mengamati teman lainnya bisa diberi hukuman. Salam kenal Pak dan salam literasi digital.

22 Jun
Balas



search

New Post