Denny Boy Roha

Adalah guru dan juga principal di SMA Negeri Jakarta. Alumini IKIP Padang, jurusan Akuntansi. Wakil Ketua MGMP Ekonomi DKI, Intstruktur Kurikulum 13, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Janji di Halte

Janji di Halte

#tanthar_376

#berpentigraf

Janji di Halte

Salah menangkap isu yang aku dan dia, menjadikan kami berjanji untuk bertemu. Karena jarak antara aku dan dia cukup jauh, maka menentukan waktu sudah kami lakukan. Aku ada sedikit keraguan akan pertemuan itu, karena aku tidak mau terluka kembali. Cukup sudah bagiku luka yang lama, agak sulit memang untuk kuobati. Hanya kehadiran dialah yang akan mampu mengobati semuanya, termasuk lecehan yang kuterima selama ini.

Hari yang disepakati datang juga, aku sengaja ke kantor mengenakan pakaian sedikit santai, dan minta ijin cepat pulang. Berulang kali aku mendekati pesawat telepon, hanya menunggu khabar darinya. Hingga tengah hari pesawat telepon tetap saja membisu. Kegetiranku menelingsup, akankah kecewa untuk kedua kalinya? Aku mencoba untuk istirahat siang, makan ke kantin kantor sekalian sholat di musholla. Dengan langkah gontai aku menuruni tangga menuju kantin. Sekelebat pandangan, sepertinya seseorang yang kukenal, duduk di taman dekat kantorku. Aku sedikit berlari setelah kupastikan itu adalah dia. “Lho… udah datang dari tadi? Aku cemas menantikanmu.” Ujarku setelah tangan kami bersalaman, ada rasa yang menjalar di nadi kami. Aku kembali ke kantor dengan berlari dan langsung minta ijin cepat pulang. Kami sholat di musholla, lalu mencari tempat makan di luar. Ada kegembiraan yang kurasakan, seperti anak SMA yang baru pacaran.

Kami makan di sebuah restoran, banyak sudah cerita tentang isu yang kami terima. Dia ternyata tidak ada nikah dengan teman kantornya, begitu pula aku menjelaskan tidak ada aku menikah dengan dokter, lalu kami tertawa bersama. Sangat renyah tawa kami, sehingga pengunjung lain melihat ke arah kami. Tidak terasa kami ngobrol sudah lebih satu jam, akhirnya kami keluar dan tujuan menunggu taksi. perlahan kami menuju halte untuk menunggu taksi. Saat itulah tanganku dipegangnya, dan tidak memperdulikan di tempat umum dia mengucapkan: “Ela… mari kita berjanji, jika Tuhan menentukan jodohmu bukan aku, khabari aku, dan aku ikhlas, begitu juga, jika Tuhan menentukan jodohku bukan kamu, akan kukhabari kamu secepatnya. Tapi mari kita berjanji agar jodohku adalah kamu, jodohmu adalah aku”. Dua butir air hangat mengalir di sudut mataku. Tak menyangka dia mengucapkan itu dengan tegas.

-salamhaltearion

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Akhirnya... happy ending... so sweet... lanjuut Pak Denny

24 Mar
Balas

Ashiiiap bu, blom sampai ending bu

24 Mar

Hadoooohhh maaf terpaksa baper.... salam kenal, izin follow

22 Mar
Balas

Hehebehe makasih pak aku folback

23 Mar

So sweet.. Cerpennya mantap.Semoga bapak berkenan singgah d gurusiana. Saya CINTA BUKU. Mohon dukunganya pak lagi ikut lomba.

22 Mar
Balas

Siyap bu aku singgah ya sediain kopi heheheh

23 Mar



search

New Post