Denny Boy Roha

Adalah guru dan juga principal di SMA Negeri Jakarta. Alumini IKIP Padang, jurusan Akuntansi. Wakil Ketua MGMP Ekonomi DKI, Intstruktur Kurikulum 13, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nah Ni Dia

Nah Ni Dia

#tanthar_387

#berpentigraf

Nah Ni Dia

Aku sudah mulai sewot, tidak ada lagi wajah manis seperti dulu, hampir setiap saat wajah cemberut ku tampilkan, tapi orang masih saja tidak peduli, aku semakin dongkol. Bulan madu yang kubayangkan kini sirna, walaupun ditunda. Aku pernah menonton bagaimana indahnya bulan madu Lady Diana dengan Pangeran Charles, aku ingin merasakan seperti itu. Dipeluk, disayang, dicumbu dan berlarian sepanjang kamar, ataupun lempar-lempar bantal. Tapi kini itu menggantung di awan.

Suamiku sudah beberapa hari pulang ke rumah orang tuanya, kini tanpa ada jua berita. Teleponnya tidak aktif. Aku mulai uring-uringan. Setiap kuceritakan pada ibu, ibu hanya menyuruhku bersabar dan bersabar. Sampai kapan aku harus bersabar, sepertinya ibu lupa ketika dia bulan madu dulu. “Ela, kamu itu sudah sah menjadi istri, jadi harus patuh pada suamimu. Tidak boleh menggerutu begitu”. Ibu menasehatiku, kini aku kenyang dengan nasehat ibu, setiap saat selalu saja nasehat yang dilontarkan, tak pernah sekalipun berpihak padaku. Aku mencoba mengancam ibu, jika dalam dua hari ini dia tidak muncul, jangan salahkan aku kalau aku mencari suami penggantinya. Ibu kaget tidak mampu berucap apa-apa.

Kini tinggal hari terkahir dari ancamanku pada ibu. Suamiku yang ditunggu-tunggu tak kunjung jua datang. Aku sudah bersiap-siap untuk keluar rumah, setidaknya bermain dengan teman-teman SMAku dulu, siapa tahu bisa CLBK. Beberpa bedak dan lipstick sudah masuk dalam tas kecilku, sedikit uang sudah pula menyelip diantaranya, beberapa kartu kredit pun turut serta. Baju kaos ketat biru muda kupadu dengan celana jeans putih ketat. Terlihat seperti ABG, aku tersenyum puas dan menyesal. Sepatu kets warna biru dongker menambah penampilanku. Kini aku bersiap untuk keluar, menunggu lebih kurang lima belas menit lagi, seperti ancamku pada ibu. Ibu gelisah, berapa kali menelpon tidak kunjung dapat jawaban. Ibu sudah tak mampu menahanku. “Ela, kamu mau kemana? Kamu itu masih berstatus istri lho”. Ujar ibu pelan, aku menatap ibu, kasihan. “Assalammualaikum… bu, dek Ela. Maafkan aku, aku tidak bisa berkhabar, karena ponselku dicopet orang di terminal. Sementara ibuku harus masuk rumah sakit.” Suamiku muncul seketika di depan pintu, wajahnya kuyu kurang tidur, bajunya lusuh habis turun dari bis. “Nah ni dia yang ditunggu-tunggu.” Ibuku gembira dan melangkah ke belakang membiarkan aku dan suamiku masuk kamar.

-salamtaragak

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Haha twist keren pak...selamat bercumbu rayu

02 Apr
Balas



search

New Post