Denny Boy Roha

Adalah guru dan juga principal di SMA Negeri Jakarta. Alumini IKIP Padang, jurusan Akuntansi. Wakil Ketua MGMP Ekonomi DKI, Intstruktur Kurikulum 13, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PERANG

PERANG

#tanthar_377

#berkolom

PERANG

Sebenarnya memalukan sekali, dua lelaki sudah baya saling memaki di dalam sebuah ruangan. Lelaki yang satu, kita panggil saja dia pak Fenom, sudah mengangkat kursi dan siap untuk dilemparkan kepada pak Durjon (sebut saja demikian). Pak Durjon tidak mau ketinggalan, di tangannya sudah ada tongkat pramuka dan siap untuk dipukulkan kepada pak Fernom. Orang yang melihat bertanya-tanya dalam hati, apa yang memicu dua orang panutan warga ini bertengkar? Pak Fernom adalah ketua RT yang terpilih secara aklamasi, dan dia menunjuk pak Durjon sebagai sekretarisnya. Bulan-bulan awal kepengurusannya, mereka sangat kompak, banyak pembaharuan yang mereka lakukan, warga senang. Kalau malam jalanan sudah terang benderang, semua jalan di lingkungan RT tidak ada lagi sampah berserakan. Setiap halaman rumah warga harus ada minimal tiga jenis tanaman obat. Mereka berdua puas dan tersenyum.

Pemerintah kota, memberikan apresiasi kepada seluruh perangkat RT di kotanya, mereka diberikan semacam uang tunjangan. Pak Fernom dan pak Durjon begitu gembira. Mereka mulai mengirimkan nomor rekening bank masing-masing, karena tunjangan dikirimkan ke rekening masing-masing. Penerimaan pertama, mereka patungan untuk mengadakan syukuran. Warga ikhlas jikalau dua orang panutan warga diberi tunjangan. Setiap hari pak Fernom dan pak Durjon memperhatikan kebersihan dan kenyamanan warga. Kantor RT kini sudah pula dipasang CCTV. Pak Durjon mengetik surat sudah menggunakan laptop. Semua surat ditanda tangani oleh pak Fernom, sebagai bentuk tanggung jawab. Setiap bulan pak Fernom menyampaikan pertanggung jawabannya ke kelurahan.

Hari ini merupakan hari yang tidak disangka-sangka. Pak Fernom memaki-maki pak Durjon. Sementara itu pak Durjon tidak suka dimaki, dan balik memaki karena merasa dia tidak salah. Pangkal masalahnya ketika pak Fernom datang ke kantor RT lebih awal. Setelah membuka jendela dan sedikit menyapu ruangan, dia menemukan buku rekening pak Durjon. Matanya terbelalak, rasa tidak percaya. Saldo uang pak Durjon lebih dari dua kali lipat dari saldo pak Fernom. Saat menelusuri angka-angka di rekening itulah pak Durjon masuk, langsung dimaki pak Fernom. “Saya yang bertanggung jawab ata semua yang ada di RT ini, kenapa tunjangan kamu yang lebih banyak dari saya. Inia da yang tidak beres, tidak adil, pasti kamu ada bermain mata dengan orang kota.” Teriak pak Fernom. Pak Durjon membalas makian. “Ini rejekiku, silakan saja protes pada yang memberi, apa salah saya? Kamu khan sudah mendapat kelebihan tanggung jawab, tak pernah aku marah-marah”. Pak Fernom dan pak Durjon berangkulan menuju pemerintah kota untuk mempertanyakan ketidak adilan ini. Warga mengucapkan “Alhamdulillah, mereka damai”.

-salamtidakadil

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ha haa... ada2 aja ide Pak Kepsek ini... gara2 tukin, perangkat RT jd adu jotos yaa... keren Pak Denny... salam sehat slalu

24 Mar
Balas

Dek itulah bu, kadang adil ko susah

24 Mar



search

New Post