DENNY SOFIASTUTI,M.Pd

Denny Sofiastuti,M.Pd. Lahir di Solo,12 Desember 1965. Pendidikan S-2 Bahasa Indonesia di Universitas Islam Malang. Mengajar di SMAN 21 Su...

Selengkapnya
Navigasi Web
Emak-emak Tertolak Vaksin

Emak-emak Tertolak Vaksin

Saat itu aku sangat sibuk dengan jadwal pertemuan virtual dan kegiatan pelatihan. Kira-kira pukul 13.30 tak sengaja kubuka WA dari salah seorang teman. Dia mengabarkan bahwa hari ini ada informasi vaksin ke-2 Astra Zeneca. Tanpa pikir panjang aku serius akan mengikuti acara ini karena sudah hampir habis waktunya untuk batas vaksin kedua. Sampai saat ini kami guru-guru di sekolahku belum dapat panggilan vaksin ke-2. Aku membayangkan kegiatan vaksin kali ini sama dengan saat vaksin pertama, tapi beda lokasi. Yang aku bayangkan adalah vaksin diadakan di sekolah suasana lebih santai daripada di Rumah Sakit seperti sebelumnya. Usai bersiap-siap aku kembali balas WA Bu Isma temanku bahwa aku siap berangkat.

"Sampean nututi ta Bu, soale kegiatan vaksin ditutup pukul 15.00?" Temanku bertanya demikian karena tahu kalau rumahku jaraknya cukup jauh dari sekolah. Jika jalanan macet bisa sampai satu jam baru nyampai sekolah. Aku jawab: "Nutut, kalau siang gini jalanan sepi gak seperti pagi hari," jawabku. "Ini acaranya di sekolah ya Bu?" tanyaku sambil makan siang, karena aku tahu kalau akan divaksin harus makan dahulu. "Nggak Bu, di Puskesmas Arjuno." jawab temanku. "Oalah....malah agak dekat Bu, Insya'allah sebelum pukul 15.00 aku sudah sampai sana." jawabku lebih semangat.

Selesai makan aku langsung berangkat diantar suami naik motor. Kami jalan sejauh kira-kira 2 km dari rumah, aku baru ingat kalau gak pakai masker, maklum aku sangat buru-buru ngejar waktu agar tidak terlambat. Sambil clingukan, aku mencari penjual masker yang pernah aku lihat.Kira-kira 15 menit kemudian aku sampai pada penjual masker yang aku tuju. Masker sudah aku beli dan kembali tancap gas menuju Puskesma. Benar perkiraanku, 30 menit kemudian aku sudah sampai di lokasi. Aku langsung mencari teman-temanku yang sudah ada di lokasi. Terlihat 3 orang temanku yang belum divaksin sudah duduk di ruang tunggu, jadi empat dengan aku.Lega rasanya sudah sampai di sana.

Sambil ngobrol kesana-kemari, aku baru ngeh kalau jatah vaksin yang akan disuntikan pada kami kloter terakhir ini tinggal satu box berisi 10 ampul. Informasi dari salah seorang petugas, vaksin ini bisa disuntikan saat ini dengan batas waktu tidak boleh lebih dari pukul 15.00 dan yang disuntik minimal 9 orang. Aku lihat jarum jam menunjukkan pukul 14.40, Ibu Tyas temanku menelpon teman-temanku agar segera meluncur ke Puskesmas paling lambat pukul 15.00, padahal tiga orang yang ia telepon tinggalnya di Sidoarjo. Mana mungkin Sidoarjo ke Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 15 menit? Jelas gak mungkin gerutu teman-teman yang ada di sana. Ibu Tyas masih optimis bisa ngumpulkan lima orang lagi dalam waktu 15 menit, tak lama kemudian datang satu orang teman jadi kita berlima yang akan divaksin. Dalam hati aku berkata "Nggak mungkin bisa vaksin hari ini." Benar apa yang aku prediksi, Pak Firman temaku nyeletuk omongan dengan sedikit mengejek:"Lha itu dokternya sudah turun bawa box vaksinnya sudah mau dikembalikan ke Dinkes tepat pukul 15.00 ha....ha.....!!" Beberapa menit kemudian ada salah seorang teman dari Sidoarjo datang ke lokasi dan disambut gelak tawa oleh teman-tema dan disuruh pulang dengan ucapan "Moleh-moleh.....!" *( artinya: pulang-pulang)

Kami emak-emak berlima berusaha merayu dokternya agar bisa divaksin sore itu, namun sang dokter berkata: "Kami bisa suntikan obat vaksin saat ini jika sudah ada 9 orang siap di sini, masalahnya jika box obat ini sudah kebuka, obatnya harus habis sudah tidak bisa disimpan kembali. Kalau tidak ada 9 orang mohon maaf, ibu-ibu tunggu kesempatan berikutnya!" Nanti kami akan dikabari jika ada jatah vaksin lagi di Puskesmas tersebut. "Hadeh.....kita tertolak teman-teman, gagal vaksin ni ye !"

Ha.....ha.....ha.....dengan wajah kecewa dan langkah gontai kami berlima meninggalkan Puskesmas sambil tertawa bersama-sama. "Nggak jelas kapan kita akan dapat vaksin kedua ini."

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alkhamdulillah sehari kemudian kami dapat panggilan untuk divaksin di tempat yang sama....hemm

11 Aug
Balas

Tetap semangat ya ibu Denny Sofiastuti walaupun gagal vaksin

11 Aug
Balas



search

New Post