Oleh: Denon Yuliwati

#tantangangurusiana hari ke 41

Dahulu kala Dermayu hutan belantara berbatas sungai besar Cimanuk.

Diseberang sana pemuda tampan dari Bagelan Jawa Timur, bertapa, semedi berharap wangsit petunjuk hidup masa depan.

3 tahun bukan waktu sesaat tapa brata di kaki gunung Sumbing. Dan wangsit itupun datang.

"Hay Wiralodra bangun dan pergilah Engkau ke lembah sungai Cimanuk, dirikan pedukuhan dan hiduplah di sana. Kelak 7 turunanmu akan memerintah negeri yang subur makmur".

Arya Wiralodra sang pemuda tampan bertemankan Ki Tinggil abdi dalam yang setia dan sakti, pergi berkelana dengan berbekal Cakra Undaksana.

Aral melintang menghadang perjalanannya, tak surut langkah demi negeri yang dijanjikan.

Dewi Larawana gadis jelita jatuh cinta dan merajuk dipersunting Wiralodra. Tapi cinta bertepuk sebelah tangan yang berakhir pertempuran, saat Wiralodra menghunuskan cakranya, Dewi Larawana menjelma kijang bermata berlian dan raib, tampaklah sungai Cimanuk yang menjadi tujuan akhir Wiralodra.

Saat lelah dan tertidur datang Ki Sidum ulama besar dari Ligung Majalengka berkata, "Hay Raden Arya Wiralodra ini adalah lembah sungai Cimanuk, dirikan negerimu disini". Pedukuhan pun terbangun dan lambat laun berkembang menjadi desa yang makmur.

Seorang wanita cantik Nyi Endang Darmapun terkenal sakti kedigdayaan hingga mengetuk Pangeran Guru dan 24 muridnya dari Palembang menjajal ilmu Nyi Endang Darma. Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih, mereka menjadi bangkai hingga tertanam pada makam selawe.

Berita pun sampai ke Arya Wiralodra dan menjajal kesaktiannya, hingga Nyi Endang menceburkan diri ke sungai Cimanuk mengakui kekalahan. Wiralodra berniat mempersunting tapi dia menolak hanya berkata "namakan negeri ini dengan namaku karena aku ikut andil memakmurkannya, " Nyi Endang Darma Ayu pun raib.

Hingga kini pedukuhan Darma Ayu menjadi negeri makmur. Seiring waktu menjadi Kabupaten Indramayu.

Karangampel, 17 April 2022