ini sy diingatkan oleh Yg Berbahagia datuk Seri H Al azhar tentang peristiwa besar 22 tahun yg lalu. Ingatan yg tak terlupakan dan belum ada satu pun event yg dapat menyamai kebesaran event ini di Riau (maaf sy tak menyebut "Kepulauan Riau" karena Riau yg ada saat ini berhulu di Riau Sungai Carang Pulau Bentan, begitu menyebut Riau maka kepale hotak aku sudah mencakup kepulauannya. Begitulah yg diajarkan Allahyarham Raja Hamzah Yunus dan H Hasan Junus kepadaku, tapi kalau beda dg kepale hotak kalian terserahlah). Semua intelektual Melayu berhimpun pepat di sini. Waktu itu hujan petir sy di bawah Balai Maklumat P. Penyengat pakai celana kolor mengerjakan tulisan ukuran raksasa di atas triplek karya Raja Ali Haji "segala pekerjaan pedang itu boleh dibuat dengan kalam adapun pekerjaan kalam itu tidak boleh dibuat dengan pedang dan beberapa ribu dan laksa pedang yang sudah terhunus dengan segores kalam jadi tersarung". Event ini bermula sy dapat mengenal sosok fisik ilmuan seperti ibunda Akhadiati Ikram, E. Ulrich Kratz, Harimurti Kridalaksana, Jan Van Der Putten, Henk Maier, prof Abu Hassan Mohd Sham yg menjadi penyelia S2 sy, Prof Noriah Taslim, Zalila Sharif, Timothy P Barnard, GL Koster, Ding Choo Ming, Edwin Wieringa, dll.. Sayangnya, meskipun sy membaca tulisan tulisan Virginia Matheson Hooker dan Barbara Watson Andaya, tapi sy tak sempat bersemuka dg beliau. Event ini menggenapi pengalaman sy bersama HJ. Tulisan-tulisan mereka terhimpun dalam kitab "Kandil Akal di Pelantar Budi, esai dan renungan budaya persembahan kepada alm. Raja Hamzah Yunus" dan mendapat Anugerah Sagang 2001.

kita kumpulkan karya-karya Raja Ali Haji dan tulisan - tulisan terkini tentang beliau. Kerja budaya bersama pihak di Kepulauan Riau, Riau, Malaysia, Singapura dan belahan dunia lain untuk mengusulkan karya-karya Raja Ali Haji menjadi Memory Of the World