KAKEK MISTERIUS PEMBAWA REJEKI
*Tantangan hari ke-113
#TantanganGurusiana
Seorang kakek datang tiba-tiba disamping pintu mobil. Ia membawa kabar gembira. Membawa beberapa lembar uang. Menurutnya uang asing ini pembuka rejeki bagi orang yang menerimanya.
****
Pagi jam 10:30. Saya masih asyik membuat tulisan di ponsel pujaan, Samsung A7. Membuat konsep tentang kebijakan baru Walikota Cirebon. Setiap ASN harus melakukan share location setiap hari. Pagi antara pukul 06.00-08.00 dan sore hari mulai pukul 16.00-18.00. Kewajiban ini dilaksanakan selama 21 - 28 Mei 2020. Konsep ini disampaikan untuk ASN dilingkup Korwil Pendidikan Kec. Pekalipan.
Di sela kosentrasi penuh di dalam mobil mendadak muncul kakek misterius. Tak dikenal, tapi sok akrab. Kakek dengan gigi tak utuh lagi langsung menawarkan sesuatu. Agak sulit awal memahami percakapannya. Namun pelan-pelan, bahasa Jawa babasannya mencoba mulai dipahami.
Ia mengaku dari desa terpencil di sebuah pesantren pedalaman Kota Cirebon. Di tangannya dipegang amplop berlogo bank nasional. Selembar demi selembar ia tarik dari dalam amplop. Menawarkan dua lembar uang berlogo Presiden RI Soekarno. Dengan penuh percaya diri, pria memiliki empat anak ini menjual uang asing tersebut.
Yah uang asing. Ukurannya lebih lebar dari mata uang kertas beredar Indonesia. Ada warna merah, hijau dan biru. Namun uang ini tak bisa menjadi alat tukar. Kakek cilik ini terus menawarkan uang kertas ditukar dengan sejumlah uang tunai. Tiga lembar uang kertas, ia meminta barter dengan uang berlaku senilai Rp100 ribu.
Yang bikin penasaran, jika mata uang itu adalah pembuka mata rejeki. Menurutnya uang asing inibl bukan sembarang uang. Kendati mata uang ini sudah tak beredar, ia mengaku uang tersebut dari keberkahan sang kyai. Ia mengaku, menghampiri mobil saya adalah pilihan sadar. Katanya sudah mencari-cari jenis mobil saya untuk diserahkan uang kertas..
Saya jadi penasaran namun tetap hari-hati. Mewaspadai situasi sosial dampak dari covid-19. Ketika uang yang ditawarkan lalu saya nego kakek tua ini. Singkatnya tak ada deal yang cocok. Tim work home berjalan sesuai ketentuan RT RW. Akhirnya kakek tua ini pergi dengan membawa uang pemberian alakadarnya. Uang asingnya dibawa seiring hilangnya kakek misterius ditelan keramaian ruas jalan Perumnas. (*)
Cirebon, 19 Mei 2020 I 23:42
Deny Rochman
Pegiat literasi Gelemaca
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar