MIMPI JADI KEPALA SEKOLAH
*Tantangan hari ke-28
#TantanganGurusiana
Oleh: Deny Rochman Apa motivasi Anda ingin jadi kepala sekolah? Pertanyaan penting itu disampaikan tim seleksi saat wawancara saya ketika mengikuti seleksi calon kepala sekolah pada tahun 2017 silam. Jabatan ini seolah menjadi puncak karir bagi guru. Walau ada juga peluang untuk menjadi pengawas sekolah. Namun konon untuk menjadi pengawas, akan lebih baik menjadi kepala sekolah dulu. Untuk memudahkan tugas membina kepala sekolah katanya. Seleksi calon kepala SMP Negeri Kota Cirebon dilakukan pada 19-20 Juni 2017. Saat itu para peserta lagi puasa makan minum di bulan Ramadhan. Tes bertempat di sebuah SMP Negeri 6 Kota Cirebon. Peserta cakep sebanyak 21 guru, dari 18 sekolah negeri yang ada. Tiap sekolah tak dibatasi peserta. Peserta paling banyak adalah SMPN 1, sementara sekolah saya SMPN 4 hanya mengirim dua orang, sekolah lain ada yang satu bahkan ada yang tidak mengirimkan. Semula saya tak tertarik dengan informasi yang masuk melalui pesan singkat ponsel Jumat siang, 9 Juni 2017. Pendaftaran dibuka selama tiga hari, 12-14 Juni 2017. Ketidaktertarikannya pertama usia dan golongan saya dianggap belum cukup umur. Usia 43 tahun, masa golongan III.d. Biasanya peserta cakep golongan IV. Alasan kedua, setiap proses seleksi cakep tak pernah surut diterpa isu KKN. Melemahkan semangat banyak guru senior berorestasi untuk ikut seleksi cakep. Alasan ketiga, kepala sekolah belum memberi ijin karena alasan masih relatif muda. Berjalannya waktu, pada 12 Juni 2017 akhirnya secara diam-diam saya memutuskan untuk ikut mendaftar. Hari yang sama saya menghadap kepala sekolah. Sekadar untuk lapor dan minta restu maju ke bursa cakep. Sambil sedikit menyakinkan bahwa saya boleh maju sesuai aturan dan kriteria. Terlebih satu sekolah boleh mengirim lebih dari satu. Apalagi pihak dinas mensuport saya untuk maju seleksi cakep. Perubahan sikap saya dilandasi alasan idealis dan pragmatis saat itu. Alasan idealis ikut seleksi cakep ikut serta memajukan dan memperbaiki mutu pendidikan di level sekolah. Menjadi guru tidak cukup luas dalam mewarnai sistem dan budaya di lingkungan sekolah. Malah dirasa, kerja guru kadang dibawah tekanan sistem sesuai selera kepala sekolah. Intinya ingin berbuat lebih banyak untuk perubahan progresif dunia pendidikan. Alasan kedua, alasan pragmatis. Saya ingin uji nyali ikuti seleksi cakep. Sekalian ingin memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada. Belajar dari pengalaman selama inj. Pasalnya seleksi cakep sudah lama tak diadakan. Jika tak ikut serta sekarang, kapan lagi. Kemudian alasan ketiga, sesuai aturan kapasitas saya sudah memenuhi syarat. Khususnya golongan minimal III.c, mengajar minimal lima tahun, pernah jadi wakasek dan sebagainya. Selama dua hari tes, saya mengikuti dan menghadapi beragam tes. Seperti tes tertulis pilihan ganda, tes essay non obyektif, tes menulis makalah di tempat dan tes wawancara. Tes wawancara meliputi bidang-bidang yang ada di sekolah. Semua tes tema besarnya untuk mengukur kemampuan kepemimpinan calon kepala sekolah. Sebagai timsel adalah unsur pengawas pendidikan dan pejabat eselon dinas. Bagaimana hasilnya? Setelah terpotong waktu lebaran Idul Fitri, pengumuman hasil seleksi akhirnya keluar. Pada 7 Juli 2017, Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis, SH menandatangani surat keputusan. Surat Keputusan peserta cakep berdasarkan ranking yang diusulkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs H Jaja Sulaeman, M.Pd. Hasil seleksi untuk pemenuhan posisi kepala sekolah hingga 2018. Tahap awal diambil tiga kepala sekolah ranking teratas tiga besar. Saya sendiri masuk ranking 7 besar. Kendati tidak lolos tiga besar, namun pencapaian ini diluar dugaan. Jika melihat peserta cakep lain seluruhnya senior dengan golongan minimal IVa. Terlebih para cakep yang diangkat tahap awal, selama ini dikenal sebagai guru berprestasi di bidangnya masing-masing. Sementara nasib sisa rangking cakep lainnya berlaku hingga 2018. Hingga tulisan ini dibuat, tambahan kepsek baru adalah tiga orang. Dua hasil seleksi, rangking empat dan lima, sementara satu cakep diangkat karena sudah memiliki NUKS hasil diklat LP2KS di Solo. Selamat ! (*). *) Deny Rochman, adalah peserta seleksi calon kepala sekolah SMP Negeri tahun 2017.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap pak,saya justru sebaliknya pak.Saya tak berminat untuk mengikuti pelatihan CAKEP,tapi kepala sekolah dan kepala korwil meminta saya untuk ikut.baru tahap pendaftaran blm pelatihan.Gimana menurut bapak?
Bulatkan tekad. Niatkan utk kbaikan. Lanjuuut.... good luck!
Luar biasa
Luar biasa
Pak Cakep memang caakeeeep