NUNUT, NUMPANG DAN NGIKUT

Bila kita nunut saudara. Tinggal di rumahnya dan kebutuhan di tanggung semua. Maka akan merasa berhutang jasa. Merasa tidak nyaman kalau tidak membalas jasa. Ikut membantu kerja. Atau setidaknya meringankan beban keluarganya. Dan ruang gerak kita pun tidak leluasa.

Dan bila kita numpang di mobil saudara. Satu tujuan bersama. Makan dan minumnya di tanggung juga. Merasa kita berhutang jasa. Merasa tidak nyaman kalau kita tidak berguna. Minimal mengikuti arah bicara. Atau menghangatkan suasana. Ruang gerak pun tidak leluasa.

Dan bila kita ngikut sebuah acara. Sebagai peserta. Gratis semua. Dan banyak mendapatkan manfaat dari acara. Merasa kita berhutang jasa. Dan tidak nyaman jika mengikuti hanya asal saja. Berusaha untuk faham dan bisa. Dan mengucapkan kalimat terima kasih tidak lupa.

Di acara pun tidak leluasa.

Yang nunut, numpang dan ngikut "merasa" berhutang jasa. Berusaha menjadi baik sekuat tenaga. Bahkan tidak terpikir olehnya untuk durhaka. Demi sebuah jasa yang ia terima. Juga tidak leluasa.

Adapun manusia, termasuk kita. Nunut hidup kepada Yang Maha Kuasa. Numpang tinggal di duniaNya. Ngikut semua perjalanan takdirNya.

Apakah "merasa" berhutang jasa ?

Apakah berusaha berbuat baik sekuat tenaga ?

Dan apakah akan berpikir durhaka ?

Serta masih berpikir ingin hidup leluasa ?

Padahal hitungan jasa tak bisa lagi di itung angka.

Padahal Alloh bisa mengusir kita kapan saja. Padahal tanpa pertolonganNya tak kan pernah kita ada. Padahal semua yang ada adalah milikNya.

Bentuk terima kasih apa kiranya yang layak kita sampaikan sebagai balas jasa ?

Ungkapan cinta macam apa yang bakal kita sampaikan sebagai buncahan rasa ?

Serta perasaan takut akan kuasaNya yang seperti apa kita wujudkan agar Alloh tidak murka ?

Semoga rasa syukur menhunjam di dada. Membangkitkan semangat amal yang menggelora. Sebagai hamba yang tau balas jasa...!!