DIAM
TANTANGAN HARI KE-100
#TANTANGANGURUSIANA
Salah satu kenikmatan yang kita dapat adalah lidah. Namun kebanyakan orang tidak menggunakan lidahnya dengan baik. Mulai dari omongan kotor, kebohongan bahkan bergunjung. Padahal sesungguhnya lidah diciptakan untuk banyak menyebut asma Allah SWT.
Ada banyak keutamaan diam dalam Islam
Ibadah yang paling ringan tapi tinggi
Rasulullah saw bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan tentang ibadah yang paling mudah dan paling ringan bagi badan? Diam dan akhlak yang baik ” (HR. Ibnu Abi Dunya)
Begitu berbahayanya dampak dari perkataan yang tidak berguna, hingga diam dianggap menjadi ibadah yang paling tinggi. Sebagaimana sabda Rasul: ”Diam adalah bentuk ibadah yang paling tinggi.” (HR. Dailami, dari Abu Hurairah). Rasul memerintahkan untuk diam dari segala sesuatu yang tidak bermanfaat, tapi berbeda halnnya jika sesorang dalam kondisi sendirian, maka diamnya bukanlah ibadah. Suatu hari Rasulullah Saw. ditanya, “Siapakah Muslim yang paling utama?” Beliau menjawab,“Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain.” (HR. Bukhari).
Selamat dari siksa api neraka
Ketika ada suatu pembicaraan mengenai keburukan atau aib seseorang, hendaklah diam dan berlalu. Sungguh akan masuk ke dalam neraka jahanam, mereka yang suka bergunjing dan menebar kebohongan
Diam adalah sesuatu yang netral. Diam bisa menunjukkan keutamaan atau kebodohan seseorang. Diam pun bisa menunjukkan perbuatan haram ataupun halal. Intinya, baik buruknya sikap diam sangat dipengaruhi oleh adanya stimulus yang datang pada seseorang (adanya pengkondisian). Karena itu, ada beberapa tingkatan orang diam, yaitu diamnya orang berilmu (saleh), diamnya orang yang memang pendiam, dan diamnya orang bodoh.
Diam tipe orang pertama adalah yang paling utama. Ia diam karena tahu ada kebaikan di balik diamnya tersebut. Ada sebuah kisah menarik dari Anas bin Malik. Suatu hari pada Perang Uhud, aku melihat seorang pemuda yang mengikatkan batu ke perutnya lantaran kelaparan.
Ibunya lalu mengusap debu dari wajahnya sambil berkata, "Semoga surga menyambutmu, wahai anakku." Ketika melihat pemuda yang terdiam itu, Rasul bersabda, "Tidakkah engkau ketahui mengapa ia terdiam saja? Mungkin ia tidak ingin berbicara yang tidak perlu atau ia menolak dari hal-hal yang membahayakan dirinya." Dalam riwayat lain, Rasul bersabda, "Kalau engkau temukan seseorang yang sangat berwibawa dan banyak diamnya, ketahuilah mungkin ia sudah memperoleh hikmah".
#belajarsepanjanghayat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
diam pertanda ?