Menjaga...
TANTANGAN HARI KE-276
#TANTANGANGURUSIANA
Setiap manusia di dunia ini tentu memiliki keburukan ya sobat, tidak ada manusia yang suci atau tak pernah berbuat dosa sepanjang hidupnya. Sebagai manusia, tentu bisa berbuat kesalahan dan tiap orang bisa menyadari kesalahannya. Nah sobat, ketika ingin berubah namun kesalahan di masa lalu selalu dibahas atau diungkap tentu menimbulkan rasa sedih dimana ketika ingin berproses menjadi seseorang yang lebih baik justru mendapat tekanan akibat kesalahan masa lalu yang ingin dihapus.
Sebab itulah menyimpan aib orang lain adalah hal yang penting, dimana hal itu tidak hanya berlaku dan bermanfaat untuk dunia saja namun juga untut akherat kelak.
Menutup Aib Orang Lain akan Ditutup Aibnya oleh Allah di Hari Kiamat dan di Akherat
Seseorang selalu mendapat balasan sesuai dengan apa yang dilakukannya, barang siapa yang melakukan perbuatan baik tentu diberi kebaikan oleh orang lain, dan barang siapa pula yang berbuat buruk, cepat atau lambat juga akan mendapat balasan keburukan yang serupa.
Menutup Aib Orang Lain Hukumnya Wajib
Menutup aib orang lain hukumnya wajib sebab merupakan sebuah kebaikan dimana sesungguhnya manusia juga memiliki banyak keburukan dan keburukan tersebut ditutup oleh Allah,
Tentu tidak terbayangkan, jika setiap orang mengetahui apa yang ada dalam diri kita, yakni hal hal yang buruk, tentu tidak ada orang yang mau dekat dengan kita karena buruknya perangai yang kita miliki. Itu juga yang harus kita lakukan ya sobat, yakni menutupi kesalahan orang lain sebab kita juga belum tentu lebih baik dari orang yang menurut kita memiliki aib tersebut.
Keuntungan Menutup Aib Orang Lain
Keutamaan menutup aib orang lain yang merupakan perbuatan baik. Keutamaan pertama yang akan diperoleh orang yang senantiasa menutupi aib orang lain ialah Allah SWT akan menutupi aib orang tersebut di akhirat kelak. Allah Juga Menutupi Aibnya di Dunia Ini.
Mengingat Aib Diri Sendiri Lebih Baik daripada Membuka Aib Orang Lain
Alangkah baiknya dari pada membicarakan aib atau privasi orang lain lebih baik kita memperbaiki diri kita sendiri sebagaimana tips memperbaiki diri dalam islam karena ada sebuah hadis yang berbunyi “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya.”(HR. Bukhari)
Membuka Aib Orang Lain Sama dengan Ghibah
Pada dasarnya diharamkan bagi seorang Muslim mengungkapkan ‘aib’ saudaranya karena ini termasuk ke dalam perbuatan ghibah dalam islam yaitu mengungkapkan aib saudaranya sesama Muslim pada saat orang itu tidak ada dihadapannya dan saudaranya itu tidak menyukainya jika berita tersebut sampai kepadanya tanpa adanya suatu keperluan.
Kesalahan Orang Lain Wajib Dijadikan Pelajaran, bukan untuk Diumbar
Yang harus kita ingat agar kita tidak membicarakan aib orang lain adalah mungkin saja ini ujian yang Allah SWT berikan kepada orang itu sehingga Allah SWT tampakan kesalahan dan aib orang tersebut agar bisa menjadi ujian juga bagi kita dengan harapan kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang tampak dari aib itu.
Dengan demikian kita semestinya menutup aib tersebut sehingga Allah SWT akan memberi jaminan bahwa aib kita akan ditutup pula baik di dunia maupun di akhirat. Seandainya dosa itu dapat mengeluarkan bau busuk dan kita dapat mencium bau busuk tersebut, mungkin saja kita ini lebih busuk baunya dibandingkan orang yang tampak aibnya itu.
Tetapi karena Allah SWT telah menutup aib kita, Allah SWT telah menutup aib umat Nabi Muhammad SAW, maka apa yang kita rahasiakan ditutup oleh Allah SWT. Allah SWT masih mengharapkan taubat kita. Oleh karena itu, jika kita melihat aib yang ada pada diri orang lain, jangan sampai kita merendahkan dan menyebarkan aib itu. Sebab, kalau kita melakukannya maka Allah SWT akan membuka aib kita di dunia dan di akhirat.
Membuka Aib Orang Lain Sama dengan Makan Bangkai
Tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal, selalu saja ada kekurangan. Boleh jadi ada yang indah dalam rupa, tapi ada kekurangan dalam gaya bicara, bagus dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menguasai emosi dan mudah tersinngung, kuat di satu sisi, tapi lemah di sudut yang lain.
Dari situlah kita harus cermat mengukur timbangan penilaian terhadap seseorang, apa kekurangan dan kesalahannya dan mengapa bisa begitu, serta seterusnya. Seperti apapun orang yang sedang kita nilai, keadilan tidak boleh dilupakan. Walaupun terhadap orang yang tidak disukai, yakinlah kalau dibalik keburukan sifat seorang Mukmin, pasti ada kebaikan di sisi yang lain.
Akan tetapi walaupun kita boleh mengukur akan sifat seseorang kita tidak boleh mengungkapkan atau membicarakan sifat seseorang tersebut karena hal itu bisa menjadi sebuah ‘aib’-nya sendiri.
#belajarlebihbaik,lebihsabar.
#belajarsepanjanghayat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tq tulisannya bu..sangat bermanfaat
Ulasan yang sangat bermanfaat sebagai pengingat.