Desfitri Surya Nengsih,SPd.SD

Hidup adalah pilihan untuk menanam kebaikan dan belajar sepanjang hayat. Nama : DESFITRI SURYA NENGSIH,SPd.SD, No HP/WA 085263918183, email : desfitri112@gmai...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sasuaikan sajo jan sampai Rancak di Labuah.

Sasuaikan sajo jan sampai Rancak di Labuah.

TANTANGAN HARI KE-144

#TANTANGANGURUSIANA

Rancak di Labuah, untaian kata yang penuh makna dan cerita di Minangkabau. Rancak dilabuah menggambarkan gaya hidup sudah menjadi kebutuhan nan mesti dipenuhi oleh sebagian orang pada masa sekarang. Tak peduli payahnya mencari uang, apakah itu uang halal ataukah haram, nan penting semua tercukupi. Seperti mendengar di berita di masyarakat, seorang ayah nan berkeinginan membeli hape untuk anak gadisnya dengan menggunakan pecahan uang seribuan. Setelah ditanya oleh orang bahwa anaknya mengancam tak masuk sekolah apabila tak dibelikan hape.

Demikian pula bagi orang nan telah bekerja atau memiliki penghasilan. Berapapun uang nan didapatnya tiada pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya. Apa nan sedang menjadi kegemaran orang-orang berkecukupan maka ia ikut pula. Gemar makan di kafe maka iapun makan pula disana sambil mengambil foto selfie.

Gaya berpakaian, mainan yang dimiliki (hape, tablet), perhiasan yang dipakai, ataupun kendaraan yang dikendarai menjadi ciri penentu apakah mereka orang yang ketinggalan zaman atau bukan. Gaya bahasa yang meniru-niru gaya bercakap anak-anak “gaul” menjadi kecenderungan (tren).

Kalau kita rujuk ajaran Islam, remaja putra atau putri pada khususnya haruslah sopan yang syar’i dan tidak berdandan keluar rumah. Padusi minang sebaiknya menyesuaikan penampilan apalagi kepribadian dengan ajaran Islam karna inilah amanat “adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah”.

Rancak di labuah, juga sebuah kata kiasan yang mengandung arti yang sangat filosofis, mengandung makna kehidupan yang memesankan bahwa sebuah kesuksesan, keindahan dan kemegahan jangan hanya terjebak pada tataran kulit semata, seremonial saja dan polesan tanpan isi bak buah yang harum dan mengkilat indah tapi jikalau dimakan terasa pahit.

Rancak di labuah, juga kata sindiran untuk menasehati berbagai prilaku kehidupan baik pribadi dan juga sebuah institusi, bagi pribadi sudah jelas bahwa kulit dari kekayaan harta berlimpah namun isinya adalah kebahagiaan, kulit dari rumah megah tapi isinya adalah keluarga sakinah, kulitnya bernama gelar kesarjanaan tapi isinya adalah ilmu yang dalam dan bermanfaat untuk orang lain dan sebagainya.

Rancak dilabuah bagi institusi bagaimana pula?, banyak instiusi juga punya prilaku layaknya seorang pribadi, kulitnya banyak penghargaan tapi isinya adalah kemajuan masyarakat dan kesejahteraan, apa gunanya terlihat hebat dan bagus oleh pemerintah pusat misalnya tapi kenyataanya hanyalah “lips stik” saja, masih jalan ditempat dianggap sudah bagus, belum melihat pembanding dan berkaca kepada orang lain atau institusi lain yang sepadan lalu sudah mengaku kita yang hebat, makanya satu lagi pituahnya jangan bak kata dalam tempurung, berjalanlah dan lihat pula bagaimana kemajuan yang lain agar mendapat pelajaran baru dan perbandingan guna melhat praktek terbaik.

Penghargaan bukan tidak penting, ia adalah pengakuan dan apresiasi dari sebuah kerja keras, tapi terjebak dengan berbagai penghargaan dan sensasional semata tanpa melihat substansialnya maka penghargaan akan diperjual belikan, karna inilah mekanisme “reward and panishment” berjalan, sistem akan hidup dan manajemen akan bergerak. Janganlah rancak dilabuah saja, mari bergerak dalam ranah substansial/isi dan inti dalam berbagai gerak pembangunan, pengembangan SDM dan penyiapan bangunan masyarakat menuju peradapan maju nan modren. Janganlah mengikut gaya hidup, sekecil atau sedikit apapun uang yang kita miliki akan cukup bila digunakan untuk hidup, tapi sebanyak apapun uang yang dimiliki tak akan cukup bila digunakan untuk memenuhi yang namanya gaya hidup. Semoga kita menjadi manusia yang selalu bersyukur. Aamiin.

#pasanmamakrajosampono

#belajarsepanjanghayat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post