Terlihat jelas guratan-guratan yang menandakan usiamu yang kian senja. Engkau yang selalu merentangkan tangan saat pulang kerja agar aku bisa melompat kedalam pelukanmu. Aku tau kau selalu menyembunyikan lelahmu demi kami anak-anakmu.

Semua kembali bermain di bayanganku saat aku masih begitu mungil, yang selalu merengek dalam pelukanmu, karena tak ingin kau tinggalkan kerja. Engkau yang selalu mengendongku, engkau yang selalu membimbimbingku, engkau yang selalu menggandengku.

Kini kaki tuamu sudah tak mampu lagi menopang tubuhmu yang semakin renta dimakan usia.

Abak, engkau adalah cinta pertamaku. Cinta yang tak kan pernah hilang walau dimakan waktu. cinta yang akan selalu kusimpan direlung hatiku yang paling dalam.

Abak ....Engkau adalah idolaku, Engkau adalah panutanku.Duhai cinta pertamaku, izinkan aku menjadi tongkat penyangga tubuh rentamu.

Ayah....untaian namamu selalu menghiasi bibir di sepertiga malamku.

Hari ini, kau pergi untuk i selamanya. Menyusul malaikat Tak bersayapku ke syurga.

Duhai cinta pertama dan malaikat tak bersayapku, tunggu kami anak-anakmu di Syorga Allah. Aamiin.

Selamat jalan Abak, kami menyayangimu.

Rumahku, 26 Februari 2022