Jeritan Seorang Istri (23)
Rahmah berulang kali mengusap bening yang mengalir di pipi mulusnya dengan ujung hijab yang dikenakannya. Hidung bangirnya telah memerah menahan semua ini. Keringat pun membasahi seluruh wajahnya. Kedua bibirnya bergetar. Tak sepatah katapun mampu ia ucapkan. Jemari lentiknya kembali mengusap air mata dan ingus yang turut hadir diantara segukannya.
Paijo, sang suami hanya bisa memandang dengan tatapan yang sulit diartikan. Disatu sisi ia sangat kasihan melihat kondisi istrinya yang sangat berantakan. Namun kemarahan di dadanya mulai membuncah. Laki-laki yang terkenal penyabar dan sangat lembut tersebut sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
"Cukuuup..., Rahmah. Hentikan semua ini. Sudah berapakali aku ingatkan, jangan lagi kau makan sambal yang pedas itu, " ucapnya sambil menggebrak meja. Rahmah hanya bisa melongo sambil kembali mengusap ingus yang meleleh dari hidungnya karena kepedasan
Rumahku, 17 February 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
sambal yang pedas itu",...hehe
Terima kasih, Pak atas kunjungan dan komennya. Sehat dan sukses selalu