Merdeka Bermain Bagi Anak Usia Dini (6)
“Anak-anak hidup dan tumbuh dengan kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat tersebut.”(Ki Hajar Dewantara)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang diperoleh anak setelah pendidikan keluarga. PAUD menjadi wadah atau tempat bagi anak mengembangkan kemampuannya, baik kognitif maupun karakter melalui kegiatan bermain.
Merdeka belajar bagi anak usia dini adalah merdeka bermain. Karena bermain bagi mereka adalah belajar. Bermain dan belajar bagi anak usia dini adalah dua hal yang sama. Seperti yang selalu disemboyankan di PAUD; bermain adalah belajar, belajar adalah bermain.
Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan secara spontan, bebas, aktif, tidak terikat aturan dan mementingkan proses. Saat bermain, jaringan otak anak terbentuk, memperkuat insting dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan. Selain itu, bermain juga bertujuan untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal dalam mempersiapkan anak menghadapi tantangan yang lebih kompleks.
Merdeka bermain bagi anak usia dini adalah memberikan kebebasan kepada mereka untuk menentukan tujuan dan kegiatan main menurut caranya sendiri. Mereka bebas memilih jenis main sesuai dengan minat dan bakatnya. Selain itu merdeka bermain juga memberikan kesempatan kepada anak untuk menuangkan ide dan gagasannya melalui berbagai cara, media, atau karya.
Dalam penerapan merdeka bermain di PAUD, guru hanya sebagai fasilitator yang mendorong kemandirian anak untuk memilih ragam main yang telah disediakan, dan membantu anak melakukan refleksi terhadap permainan yang dilakukannya. Guru bukanlah menjadi satu-satunya sumber belajar bagi anak. Lingkungan sekitar merupakan media bermain yang sangat kaya. Anak dapat belajar banyak hal dari alam.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam mendukung kegiatan merdeka bermain adalah dengan menata alat main yang dapat menstimulasi anak dalam pemikiran, pengetahuan dan melakukan eksplorasi. Memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar sebagai sumber belajar. Serta menfasilitasi anak dengan menyediakan pilihan kegiatan bermain yang berhubungan dengan konteks lingkungan berupa permainan sensori, konstruksi dan bermain peran.
Sebelum memberikan kemerdekaan bermain kepada anak, yang pertama sekali harus merdeka adalah guru itu sendiri. Dalam artian, guru harus memiliki rasa ikhlas mengajar, bebas berkreasi dan berinovasi. Hanya guru yang merdeka yang dapat membebaskan anak didiknya dari pendidikan yang membelenggu.
“Sudahkah kita memberikan ruang merdeka bermain bagi anak-anak".
Kota Solok, 31 January 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
semog anak-anak Indonesia sehat dan bahagia. Amin. Salam literasi, sukses selalu.
Aamiin ya Robbal'alamiin. Sehat dan sukses juga buat Pak Edi Sutopo. Salam literasi
tunas2 bangsa, perlu tumbuh dgn perhatian yg merdeka...