By: Desi Fatma

Memasuki masa-masa liburan, aktivitasku tak akan jauh berbeda dengan liburan sebelumnya. Menyambut mentari dengan senyuman dan setumpuk cucian. Yang selalu ditemani aneka cemilan tanpa bisa kemana-kemana karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Namun tidak dengan liburan kali ini. Aku menjalaninya dengan sedikit berbeda. Pengumuman ibu kepala dinas tentang kewajiban seluruh pegawai untuk melaksanakan vaksin merubah liburanku.

Senin, 21 Juni 2021, dengan mengucap bismillah kupacu simerah menuju kantor. Tepat pukul 9:00 WIB, vaksin akan diberikan kepada seluruh pegawai Dinas Pendidikan Kota Solok yang akan dilaksanakan di aula kantor.

Pertama-tama, kami diminta untuk melakukan registrasi di meja satu dengan menunjukkan kartu identitas. Selanjutnya ke meja dua. Di meja dua ini dilakukan pengecekan tensi dan pendataan riwayat kesehatan. Dari delapan item yang ditanyakan, ada dua jawaban "ya".

Pertama, riwayat Covid 19. Jawabannya "ya" karena memang beberapa bulan yang lalu, tepatnya akhir November 2020, aku dan suami dinyatakan positif terpapar Covid 19 dan harus isolasi mandiri selama 15 hari. Hal ini tidak menjadi penghalang vaksinasi. "Karena sudah lebih dari tiga bulan, jadi bisa divaksin." Begitu ungkapan dokternya.

Untuk jawaban"ya" yang kedua, dokter tidak berani memutuskan. Hal ini sekaitan dengan penyakit yang saat ini sedang bersarang di tubuhku. Hepatitis B. Dan mengharuskan aku berkonsultasi dulu dengan dokter spesialisnya.

Akankah aku bisa mendapatkan vaksin seperti teman-teman lainnya?

Solok, 02 July 2021