Desi Inggriani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Empat Kamus

Empat Kamus

Saya adalah guru yang mengajar bidang studi Bahasa Indonesia. Di mata siswa saya mata pelajaran bahasa Indonesia itu adalah mata peajaran yang membosankan. Mengajar ibarat orang berjualan obat, ketika obatnya tidak diminati maka dia harus memutar otak agar obat tersebut laku dan diminati oleh pembeli.

Saya juga bingung, bagaimana langkah saya agar saya bisa menjual obat ini supaya diminati oleh para pembeli saya. Suatu ketika, ketika materi yang akan saya ajarkan tentang mencari makna kata dalam kamus. Saya mulai memikirkan bagaimana cara paling ampuh dan tidak membosankan. Sementara kamus yang kami miliki hanya empat buah. Saya mulai berpikir dan berpikir.

Target saya anak-anak saya harus mampu dengan cepat dan tepat mencari kata dalam kamus tersebut. Awal masuk pelajaran saya buka dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini. “Anak-anak, pagi ini kita akan belajar mencari makna kata dalam kamus.” Eeee... buk, yang lainlah, Buk! Main-main se lah wak, Buk! Jawab mereka serempak.

Ada satu kata indah yang hinggap di kepala saya waktu itu. Bermain! Ya, bermain. Saya akan ajak mereka bermain tapi target saya tercapai. “Ok, anak-anak. Kalau anak ibuk semuany ingin bermain, ok! Siapa takut,” jawab saya. Tentu saja mereka merasa senang. "Horeee!" sorak mereka kegirangan. Mungkin mereka mengira kita akan ke luar dan tidak belajar.

Saya ke luarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang super tebal. Mereka pun protes, Tapi kita bermain, Bu! Iya, Nak. Kita akan bermain, tapi menggunkan ini, kata saya sambil menunjuk kamus super tebal tadi.

Saya mulai menjelaskan cara menggunakan kamus. Dan menantang mereka untuk berlomba-lomba menemukan kata dalam kamus tersebut. Caranya dengan meletakkan empat meja di depan kelas dan menaruh kamus di masing-masing meja tersebut. Saya yang mengintruksikan kata apa yag akan ditemukan. “Siapa yang paling cepat langsung ibu berikan nilai 100,” sambung saya.

Empat orang siswa saya maju. Saya langsung mengintruksikan kata pertama yang akan dicari adalah “malam”. Dengan antusias mereka mencari, membolak-balik kamus. Tidak lama, Diandra mengangkat tangannya. “Saya Buk!” Dengan semangat dan suara keras dia menjawab, “Memasukkan sesuatu ke dalam mulut!”

Spontan saja yang ada di ruang kelas itu langsung tertawa. Ia heran. Betulkan, Bu? Tanya Diandra polos kepada saya. Saya pun mengusap pundak Diandra dengan senyum terinndah saya. Diandra pun berbisik dengan teman sebelahnya. Dia pun mengangguk dan ikut tertawa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post