Desima Eka Meliana Ginting

Seorang guru yang suka menulis dan bercita-cita akan jadi narasumber selain di kelasku suatu saat nanti. Tetap sehat dan tetap semangaat. \(^_^)/...

Selengkapnya
Navigasi Web
CATATAN 1 JUNI 2020 - GALAUKU DI MASA PANDEMI (TANTANGAN GURUSIANA HARI KE-21)

CATATAN 1 JUNI 2020 - GALAUKU DI MASA PANDEMI (TANTANGAN GURUSIANA HARI KE-21)

CATATAN 1 JUNI 2020

Tadi malam aku bersikap kurang ajar sekali pada Tuhan.

Aku kesal dan marah sama Tuhan karena kondisi wajahku yang kembali jerawatan.

Aku kesal karena aku sebenarnya bingung kenapa wajahku bisa jerawatan lagi padahal 1,5 tahun lalu jerawatku udah keluar semua dan itu parah banget.

Biasanya kan kalau sudah pernah keluar semua jerawatnya, kata orang-orang ngga bakal jerawatan lagi. Tapi aku malah masih jerawatan lagi .

Makanya aku kesal banget.

*

Nah, apa hubungannya sama Tuhan? Kok jadi kesal dan marah sama Tuhan?

Karena aku tak mengerti rencana-Nya mengapa Ia mengijinkan wajahku jerawatan lagi.

*

Aku merasa diriku tak terawat, percuma udah kerja, tinggal di kota metropolitan.

Aku merasa aku sudah rajin cuci muka, aku beli skin care set rekomendasi teman yang katanya bagus dan punya artis. Tapi hasilnya nihil. Jerawatku masih tetap ada.

Apa aku harus mencoba terus-terusan hingga ketemu yang cocok? Takutnya wajahku malah makin hancur. Aku makin frustasi.

*

Aku mencoba melihat kondisiku dari sudut pandang yang berbeda.

Tuhan mengijinkan sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Tapi aku tak melihat kebaikan apa yang diimpilkasikan jerawatku ini.

Aku mulai teriak, protes sama Tuhan. Bahkan doa malamku hanya sekedarnya dengan hati yang panas.

Pagi ini, aku teringat. Wajahku jerawatan lagi seakan-akan kembali ke masa 1,5 tahun lalu, salah satu masa terpuruk di fase pertama hidupku.

Sama seperti kondisi rohaniku. Saat ini aku seperti kembali ke masa lalu. Aku mulai merintis kembali dari awal.

Kalian mungkin bingung maksudku. Biar kuperjelas.

*

Fase pertama hidupku adalah saat aku tinggal dan bekerja di Jakarta barat.

Kondisi rohaniku kacau sehingga aku mulai mencari Tuhan di tahun 2015.

Perlahan aku bertumbuh dalam Tuhan hingga akhirnya semakin percaya diri dan bersinar dan mulai menapaki puncak karir.

Lalu masa terpuruk mulai muncul saat jerawat batu dan bernanah mulai memenuhi wajah.

Saking parahnya pernah ada yang mengira ada belatung di wajahku karena melihat nanah jerawatku.

Sadis brohh . Tapi masa itu bisa kulewati dan aku tak terbebani lagi oleh kondisi penampilan luarku (sepertinya harus kubaca ulang lagi tulisanku waktu itu untuk menyemangatiku melalui masa-masa saat ini :D ).

Aku tetap percaya diri dan focus pada pekerjaan dan kecatikan dari dalam.

Hingga akhirnya Tuhan mengijinkanku menjadi pengajar terbaik di kantorku bekerja.

Lalu masa terkelamku yang paling parah hingga aku depresi untuk pertama kali adalah kegagalanku saat seleksi CPNS padahal aku sedang on fire melayani Tuhan, lagi jatuh cinta sama Tuhan.

Aku kecewa banget sama Tuhan. Tapi akhirnya bisa teratasi dan rohaniku bahkan bertumbuh lebih kuat lagi. Dan Tuhan menghadiahiku dengan mujizat kelulusan CPNS. Itulah akhir fase pertamaku dimana Tuhan memberiku kemenangan pada akhirnya.

*

Fase kedua dimulai sejak aku pindah ke Jakarta timur.

Empat bulan pertama agak sulit bagiku untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru dan rekan kerja baru dengan status yang baru.

Apalagi aku di sini benar-benar sendirian tidak kenal siapa pun. Teman dekat yang selalu mendukungku pun semua ada di Jakarta barat.

Di sini aku bagaikan anak ansos, tidak punya teman padahal semasa di Jakarta barat aku cukup populer.

Tak bisa dipungkiri kerohanianku pun mulai gersang karena culture shock dengan gereja yang baru.

Aku tidak bertumbuh. Setelah sharing dengan salah satu guru BK di tempat kerja baruku, aku mulai merasa lega dan mlai menjani kehidupan di sekolah dengan baik dan pekerjaanku mulai kunikmati dan lancar.

Bisa kukatakan setahun pertama ini kondisiku aman-aman saja.

*

Tapi semua berubah begitu cepat saat Covid-19 muncul dan menyebar membahayakan.

Kami mulai bekerja dari rumah. Aku yang terbiasa terhbunng langsung dengan siswa sekarang digantikan dengan teknologi.

Kesepianku muncul lagi. Hingga kemudian di awal Mei selama sepuluh hari aku kembali depresi.

Aku menghindar dari orang-orang dan sangat mudah marah.

Puji Tuhan dengan dukungan doa dari teman-teman komunitas dan teman-teman lain yang peduli, pertolongan Tuhan ada hingga saat ini aku sudah lebih baik, sudah tidak depresi lagi.

Aku juga sempat kesal dan marah sama Tuhan karena kau tidak mengerti rencana-Nya di hidupku. Aku sama sekali tak paham apa yang harus kulakukan dengan hidupku.

*

Nah, hingga suatu saat aku mendengar khotbah Pdt. Anthony Chang dimana beliau menyinggung tiga fase hidup Musa.

Di setiap fase ada up and down nya. Dan itulah sebabnya aku pun merasa demikian dan saat ini aku memasuki fase yang kedua dalam hidup.

Tentunya depresiku kemarin itu adalah sebuah signal kuat dari Tuhan bahwa aku telah mengambil jalanku sendiri dan melenceng dari jalan-Nya.

Ia menegurku dengan keras (depresi itu menyiksa loh) karena Ia ppeduli dan mengasihiku.

Ia tak inin lebih jauh aku tersesat dan tak ingin aku jatuh lebih dalam.

*

So, hubungannya dengan kondisi wajahku saat ini adalah Tuhan mengijinkannya terjadi untuk mempersiapkanku untuk sesuatu yang mendukung pekerjaan, pelayananku di sini, di fase hidup yang kedua ini.

Di Jakarta timur ini, di lingkungan baru ini, aku adalah pribadi baru sedang dipersiapkan Tuhan untuk suatu misi.

Kesulitan yang kuhadapi sekarang adalah masa dimana Tuhan dan aku sedang membangun fondasi untuk pelayananku.

Sepatutnya aku bersyukur dan berterima kasih karena Tuhan memilihku menjadi rekan sekerja-Nya.

*

Terima kasih Tuhan Yesus karena mengampuni kekurangajaranku tadi malam dan pada hari-hari sebelumnya. Terima kasih karena telah memberiku pengertian terkait kondisi wajahku saat ini. Yang bisa kulakukan adalah tetap melakukan perawatan yang biasa kulakukan. Aku percaya jerawat ini adalah perkara sederhana sekali sehingga seakan-akan “menyepelekan” kuasa-Mu yang besar itu. Ampuni aku yang sangat egois ini, Tuhan. Terima kasih Yesus, Engkau baik dan sungguh luar biasa. Terpujilah Tuhan, Halleluya. Amin.

*

Jakarta, 1 Juni 2020

DS \(^_^)/

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post