4 NOVEMBER 2014

Haloo Desima.. apa kabarmu hari ini?? Harus luar biasa yaa..

*

Ada seorang anak yang cantik dan rupawan. Jelas sekali terlihat bahwa dia itu anak konglomerat. Dia sedang memegang es krim yang super mahal dan limited edition. Soal rasa tak usah diragukan, tak ada bandingan.

Es krim itu sama sekali tak dicipinya saking sibuknya memperhatikan anak berpakaian lusuh di ujung jalan.

Anak berpakaian lusuh itu sedang memakan es potong dengan lahapnya. "Hmm, sepertinya enak sekali es anak itu" pikir anak konglomerat itu. Hatinya mulai dongkol dan mulai menggerutu seandainya es potong itu menjadi miliknya, tentulah akan dilahapnya dengan gembira. Tanpa disadarinya, es krim mahal yang ditangannya telah meleleh dan terbuang percuma.

Smart Desima, seringkali kita tidak merasa damai karena kita sibuk membandingkan diri kita dengan orang lain. Kadang-kadang hati kita bisa mendongkol ketika orang lain bisa hidup bahagia. Mengapa begitu?

Yaa, karena kita fokus pada kelebihan orang lain. Sehingga kita merasa orang lain besar, bersinar sementara kita semakin mengecil dan tak terlihat. Kita menjadi sangat sibuk dan kadang-kadang tertekan saat kita menghitung kelebihan orang lain.

Jika memang fokus pada kelebihan orang lain melenyapkan kedamaian hati kita maka mari mulai saat ini kita fokus pada kelebihan diri sendiri.

" Besarkan hatimu, syukuri apa yang ada padamu, dan maksimalkan kelebihanmu."

Bukankah akan sangat nikmat jika kita bisa menikmati es krim mahal nan lezat, limited edition yang kita punya saat ini?

Terkhusus untuk diriku. Lihatlah bukankah dirimu manis. smart, shining, diberkati, dan disertai Tuhan?

Kamu bekerja sebelum di wisuda. Tanpa pengalaman kamu diterima. Tanpa rancanganmu, saat ini kau ada di Jakarta. Hanya dalam waktu empat bulan kamu sudah mendapat promosi langsung dari direksi yang tidak semua orang mendapatkannya. Bukankah semua itu luar biasa, Desima? Maka bersyukurlah. Itu semua anugerah Allah semata.

Jangan sesekali engkau membandingkan dirimu dengan orang lain. Engkau unik, begitu juga mereka. Segala sesuatu telah ada porsinya dan setiap orang punya bagiannya sendiri.

Terima kasih untuk kebenaran pagi ini, Tuhan. Engkau masih mengasihiku dengan segala kekuranganku. Semoga hari ini aku bisa melakukan sesuatu untuk menyenangkan-Mu. Amin.

Jakarta, 4 November 2014

DS \(^_^)/