Desima Eka Meliana Ginting

Seorang guru yang suka menulis dan bercita-cita akan jadi narasumber selain di kelasku suatu saat nanti. Tetap sehat dan tetap semangaat. \(^_^)/...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGAPA ROH TUHAN MUNDUR DARI SAUL?- TANTANGAN GURUSIANA HARI KE-56

Saul menjadi raja pertama bangsa Israel. Ia diurapi oleh nabi Samuel ( 1Samuel 10:1). Tuhan menetapkan Saul menjadi raja ( 1 Samuel 16-17). Sederhananya Tuhan memberi kepercayaan kepada Saul untuk memerintah sebuah bangsa yang besar. Tapi disebutkan bahwa pada akhirnya Tuhan menyesal telah menjadikan Saul raja bahkan menolaknya.

Pertanyaannya, jika semula Tuhan mengurapi Saul menjadi raja mengapa kemudian Ia menyesal lalu mundur dari pada Saul?

Tuhan menyesal telah menjadikan Saul raja karena ia telah berbalik dari Tuhan dan tidak melaksanakan firman Tuhan ( 1 Samuel 15:10). Bahkan ditegaskan hingga dua kali bahwa Ia telah menolak Saul ( 1 Samuel 15 : 23, 26). Berikut catatan ketidaktaatan Saul "

TIDAK SABAR DAN TIDAK PERCAYA PADA PERTOLONGAN TUHAN = MENGANDALKAN PENGERTIAN SENDIRI ( 1 SAMUEL 13)

Seharusnya Saul menunggu Samuel 7 hari. Tapi hari ketujuh, Saul sudah tidak sabar menanti kedatangan Samuel, ia langsung berinisiatif mempersembahkan korban dengan harapan akan menyenangkan Tuhan dan mendatangkan berkat-Nya sehingga mereka bisa mendapat kemenangan karena Tuhan memberkati mereka.

Tapi perlu kita ingat bahwa, mempersembahkan korban tanpa sikap hati yang benar justru menjadi sebuah kekejian dan kejijikan bagi Tuhan.

Mengutip dari http://golgothaministry.org/1samuel/1samuel_15.htm dituliskan, "Pulpit Commentary: “A burnt offering was a symbol and expression of consecration, and when offered aright, in a spirit of obedience, it honoured God and obtained his blessing; but when wrongly offered it was worthless, dishonour him, and was abomination in his sight (ch. 15:22; Prov. 21:27; Isa 1:13). It is the same with other outward forms of service” [= Korban bakaran merupakan suatu simbol dan pernyataan penyerahan diri, dan jika dipersembahkan dengan benar, dalam roh ketaatan, itu menghormati Allah dan mendapatkan berkatNya; tetapi jika dipersembahkan secara salah, itu tidak berharga, tak menghormati Dia, dan merupakan kejijikan dalam pandanganNya (pasal 15:22; Amsal 21:27; Yes 1:13)]. "

Mungkin kita merasa Saul berniat baik, ia sepertinya melakukan kegiatan rohani yaitu mencari perkenanan Tuhan dengan mempersembahkan korban tapi Tuhan melihat isi hatinya dan menguji motivasinya. Saul bergerak sesuai dengan waktunya dan pemikirannya. Padahal Samuel dengan jelas menyebutkan untuk menunggu 7 hari.

Lagipula setelah Saul ditegur Samuel perihal pengorbanan itu, Saul justru menyalahkan rakyat, menyalahkan Samuel tidak datang tepat waktu, dan berdalih bahwa orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas (sebuah kondisi bahaya/terdesak) menjadi pembenaran untuk berbuat dosa. Terakhir Saul tidak mengaku salah malah ia berdalih belum minta belas kasihan Tuhan. Terdengar rohani memang, tapi cenderung meremehkan kesalahannya sehingga tidak mohon ampun.

DAUD MENAATI SEBAGIAN FIRMAN TUHAN MENGENAI ORANG AMALEK ( 1 SAMUEL 15).

Perlu kita ingat bahwa ketaatan sebagian adalah bentuk ketidaktaatan juga.

Tuhan sudah berfirman pad Saul untuk membasmi semua orang Amalek termasuk semua hewan ternaknya. Tetapi Saul malah membiarkan Agag, raja Amalek tetap hidup. Saul juga tidak membunuh hewan-hewan yang terbaik. Ini tetap saja merupakan ketidaktaatan pada perintah Tuhan sebagai otoritas tertinggi di atas Saul.

Mengenai pemusnahan bangsa Amalek ini, mungkin berpikir bahwa Tuhan keji sekali. Tega menyuruh membunuh semuanya termasuk anak-anak bahkan semua yang bernapas. Tapi kita mesti mengingat bahwa Allah Maha mengetahui. Kejadian di masa depan Tuhan tahu apa yang terjadi. Lagipula anak-anak cenderung akan mengikuti budaya orang tuanya. Dan pada akhirnya akan bisa mempengaruhi kehidupan bangsa Israel jika dibiarkan hidup.

Di ayat 30 Saul berkata bahwa ia berdosa tetapi ia mau supaya Samuel tetap bersamanya. Bisa kita katakan bahwa Saul tidak benar-benar merasa bersalah karena ada kata "tetapi" pada pengakuan dosanya. Mungkin ia hanya tidak ingin kehilangan muka di depan rakyatnya. Yang artinya Saul hanya memikirkan diri sendiri.

Menyalin dari https://pemuda.stemi.id/reforming_heart/penolakan-tuhan-terhadap-saul , " Pengakuan dosa yang palsu adalah pengakuan dosa yang disertai dengan kata “tetapi…”. Perhatikan bahwa Saul memakai kata “tetapi…” di dalam ketiga pengakuan dosanya. Dalam ayat 20 dan 21: “Aku memang… tetapi rakyat…” lalu ayat 24: “Aku telah berdosa… tetapi aku takut kepada rakyat…” dan ayat 30: “Aku telah berdosa, tetapi tunjukkanlah juga hormatmu…” Inilah tipe pengakuan dosa palsu.

“Memang saya salah, tetapi dia juga salah lho…” “Saya sudah berdosa, tetapi lingkunganlah yang membuat saya begini” “Saya memang salah, tetapi kalau saja dia tidak begitu…” “Saya berdosa. Tetapi kenapa dihukum seperti ini?” “Saya memang salah, tetapi tolong hormati saya…”

Semua kalimat-kalimat ini adalah contoh pengakuan dosa yang hanya akan membuat Tuhan muak kepada orang yang mengatakannya. Makin bicara makin membuat Tuhan muak! "

Kita bandingkan dengan cara Daud mengaku dosa dalam 2 Samuel 12:13: “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Setelah pengakuan dosa langsung diikuti titik. “Saya sudah berdosa.” Titik. Selesai. Daud tidak membela diri dengan kata tetapi.

Dari kedua ketidaktaatan di atas, Tuhan menyesal menjadikan Saul raja. Dan Roh Tuhan mundur dari pada Saul.

Apa yang kita pelajari dari kisah hidup Saul ini?

✔ Jangan meremehkan firman Tuhan

✔ Taat sempurna.

✔ Percaya pada pertolongan Tuhan, pasti tepat waktu.

✔ Jika berbuat dosa, memohon ampun dengan sungguh tanpa membela diri.

✔ Segera bertobat selagi Tuhan beri kesempatan. Jangan sampai Ia mundur dari pada kita.

Aku sangat diberkati karena teguran ini. Itu sebabnya akumenulisnya kembali sehingga akan menjadi pengingat bagiku dan bagi para pembaca tulisan ini.

Terima kasih Tuhan atas segala kemurahan-Mu.

.

Jakarta, 150820

DS

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post