PENGHASILAN BAKAL DIPOTONG LAGI?? - TANTANGAN GURUSIANA HARI KE-33
Ada isu yang tak menggembirakan menyebar.
Walau masih sebatas isu, berita itu sudah cukup menggemparkan kaum pelayan masyarakat terkhusus ibu-ibu, terlebih pula para pejuang perkreditan mungkin kejang-kejang dibuatnya.
Mungkin yang berencana menikah pun, bisa jadi batal jika isu itu menjadi kenyataan. Sebab bisa jadi kurang modal untuk mengadakan hajat besar yang menyatukan dua insan dimabuk cinta itu.
*
Manusiawi jika batin berontak karena merasa itu terlalu berat untuk ditanggung. Sebagian orang mulai mengomel.
*
Tapi ada seorang lelaki berkata : " Tak usah merespon dengan negatif apalagi sampai bersikap tak pantas. Setiap orang punya batas waktu untuk masa jabatannya."
*
Ucapan sederhana yang tak akan masuk akal jika hati sedang panas. Tapi saat kepala telah mulai menjadi dingin, ucapan lelaki itu ada benarnya juga. Segala sesuatu terjadi atas seijin Tuhan.
Jika beliau masih menjabat, itu artinya Tuhan masih mempercayakannya amanah.
Bagaimana beliau membuat keputusan, itu di luar kuasa kita. Apalagi untuk mengendalikannya, tentu tak bisa. Biar Tuhan saja yang pegang kendali.
*
Toh, apapun yang terjadi atas seijin-Nya pasti mendatangkan kebaikan bagi kita.
*
Akal pikiran kita mulai protes.
Bagaimana bisa hidup dengan penghasilan yang semakin langsing?? Kebutuhan kita saja sudah begitu banyak. Kehidupan di ibukota juga tidak mudah apalagi murah. Logika kita akan terus mendesak jawaban hingga ia terpuaskan.
*
Tapi, lupakah kita jika Allah Maha Mencukupkan?
Tak percayakah kita jika Ia sanggup membukakan tingkap-tingkap langit bagi kita dan memberkati kita berlimpah-limpah?
Ragukah kita pada pemeliharaan-Nya sementara usia kita adalah bukti nyatanya?
Tak pernah Ia tinggalkan kita.
Tak pernah Ia telantarkan kita.
Mungkin kita tak kaya, tak juga bergelimang harta.
Tapi pernahkan Ia biarkan kita tidak makan atau minum selagi kita masih berusaha?
*
Jadi, isu yang menghebohkan itu mungkin saja sebuah panggilan-Nya bagi kita untuk semakin lagi bergantung dan berserah pada Sang Penyedia.
*
Allah akan mencukupkan segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya.
*
Apakah semudah itu?
Tentu tidak.
Itu sebabnya kita butuh iman.
Supaya kita mampu berjalan tegap walau kita tak tahu apa yang akan terjadi di depan.
Supaya kita bisa tetap tenang, sebab kita percaya Allah yang pegang kendali.
*
Atau mungkin saja ini juga menjadi pengingat bagi kita yang dulu berjuang untuk menjadi abdi negara bukan untuk mengejar uangnya melainkan terpanggil untuk melayani.
Jika niat semula adalah untuk melayani, pemotongan ini harusnya tak mengurangi semangat melayani kita bukan?
Saat fokus melayani, Sang Pemilik Kehidupan tentu tak akan tinggal diam. Ia pasti memelihara hidup pelayan-Nya. Tak akan dibiarkan-Nya kita menjadi peminta-minnta.
*
Semangaat..
Tulisan ini adalah wujud upayaku menenangkan gemuruh di dada dan menjadi pengingat untuk diriku sendiri.
*
Jakarta, 22 Juli 2020
©DS \(^_^)/
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Yakin akan rezeki Allah yang arahnya bisa dari mana saja... Mari sabar berjamaah... Salam literasi Bu..
Aminn..Amin.. Bener Bu. Kata temen saya, yang dipotong itu penghasilan bukan rejeki. Klo rejeki bisa datang dr mana saja.Semangaat kita Bu