Desima Eka Meliana Ginting

Seorang guru yang suka menulis dan bercita-cita akan jadi narasumber selain di kelasku suatu saat nanti. Tetap sehat dan tetap semangaat. \(^_^)/...

Selengkapnya
Navigasi Web

BUKU TERBIT, BARU BISA BUKA HATI. TINGGAL HISTORI-TANTANGAN GURUSIANA HARI KE-60

Hai kamu, apa kabar di sana?

Aku hendak menyampaikan banyak hal tentangmu.

Kesabaranmu menghadapi fluktuasi moodku,

Kesabaranmu menungguku selesai meluapkan kekesalanku, uneg-unegku,

Kelemahlembutanmu telah menyentuh titik terdalam rasaku.

.

17 Agustus 2018, pohon asmara yang telah kujaga hampir 10 tahun lamanya, akhirnya tumbang.

Tiga bulan kemudian kuketahui ia telah berpaling ke hati lain.

Remuk redam kurasa kala itu.

Aku patah hati.

Semudah itu dia move on dari 10 tahun kebersamaan kami.

Sementara aku, masih berkutat manata hati yang telah insecure karena komentar-komentarnya selama ini.

Mungkin dia tak pernah menyadari bagaimana tuntutannya telah membuat rasa percaya diriku luntur.

Seakan-akan keberadaanku tak cukup menarik untuk dibanggakan.

Perlu waktu bagiku untuk benar-benar berdamai dengan diriku sendiri.

.

17 Agustus 2020, tunas baru tumbuh, saat bersamamu.

Kuharap ini yang terakhir, biar hati ini tak terluka lagi.

.

Bersamamu, kurasakan penerimaan apa adanya.

Tak pernah kau menuntutku hingga membuatku insecure seperti yang dia lakukan dulu.

Bersamamu, kurasakan kasih yang tulus.

Tak pernah sekalipun kau menyinggung statusku.

Yang dari sejak semula pun kurasa ada yang berbeda denganmu.

Kau berani mendekatiku sementara banyak yang terlalu hati-hati bahkan terlalu banyak pertimbangan saat mendekatiku.

.

Aku hanya berharap, penilaianku terhadapmu bukanlah penilaian semu yang dibutakan oleh rasa.

Aku berharap, sebagaimana orang terdekatmu percaya pada kelembutan hatimu, kebaikanmu,

Biarlah seterusnya tetap begitu.

Bukan karena kau mengejar pujian sia-sia dari manusia,

melainkan karena rasa takutmu dan taatmu pada Tuhan saja.

.

Aku bersyukur pada Tuhan telah mengijinkanku bertemu dan mengenalmu.

Untuk saat ini, kuucapkan terima kasih karena telah mengasihiku.

Terima kasih telah bertahan walau kekuranganku terpampang nyata.

Terima kasih karena menerimaku walau kebusukanku, ketaksempurnaanku terkuak.

Terima kasih telah menempuh jarak beratus-ratus kilometer,

Cirebon-Jakarta, untuk menemuiku.

Dengan roda duamu dan resiko super pegal menanti di tubuhmu.

Kau tetap datang dan memberiku rasa bahagia yang spesial.

Terlebih lagi, terima kasih karena kau selalu mau belajar.

Terima kasih.

Sekali lagi terima kasih.

.

Semoga Tuhan berkenan memberkati perjalanan baru kita,

Amen.

.

Catatan tambahan :

BUKU TERBIT, BARU BISA BUKA HATI. TINGGAL HISTORI.

Maafkan aku, hai diriku yang impulsif.

Siapa yang tak luluh jika mendapat perhatian dan kasih yang tulus?

Ku harap kau akan mengerti hai kamu, bagian diriku yang lain.

.

Jakarta, 19 Agustus 2020

DS.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post