WAJAH PENUH JERAWAT, HINAKAH AKU?-TANTANGAN GURUSIANA HARI KE-45
Sebuah catatan pada 23 Maret 2018.
Aku sedang krisis percaya diri saat ini. Bagaimana tidak?
· Wajahku penuh dengan jerawat bernanah seakan tak pernah kurawat. · Aku tidak seceria dan seaktif biasanya. Ini jadi siklus tak berkesudahan bagiku. · Aku kehilangan “nilai”ku.
Yes. Itu krisis yang sedang kualami. Apa pendapat Tuhan tentang hal ini? Tuhan Berfirman Bahwa Ia Menerimaku Apa Adanya Diriku.
Keinginan besar untuk diterima dan diakui bisa sangat mempengaruhi gaya hidup kita, merk dan jenis pakaian yang kita pakai, bahkan karir yang kita pilih.
Menurut Rick warren, “ Acceptance can do tremendous things for your self-esteem.” Faktanya, Tuhan Yesus menerima kita tanpa memandang rupa dan kehebatan kita.
-Sesi self talk-
“Kenapa aku tidak percaya diri hanya karena wajahku penuh jerawat seakan tak terawat?”
Yang kupikirkan adalah aku di kota metropolitan, ibukota negara, tapi penampilanku masih “udik” dan tidak terawat. Omongan orang yang kuhindari karena aku agak sensitif dan sedih kalau orang bilang atau katakanlah keceplosan bercanda bilang aku ini ga cantik. Aku kecewa kenapa? Jujur aku ingin terlihat cantik dan menarik seperti temanku si A.
Nah, kalimat terakhir inilah kemungkinannya menjadi alasan mengapa aku tidak percaya diri. Aku merasa masih belum cantik. Aku sendiri tidak menghargai yang ada padaku, bagaimana orang lain bisa menghargaiku?
Alasan lainnya mengapa aku tidak percaya diri adalah aku mencoba menjadi orang lain. Aku memakai standar kecantikan penampilan orang lain. Mungkin aku sedang menaruh mood dan hidupku atas dasar penilaian mereka terhadapku.
“Bagaimana seharusnya siakpku jika ada orang mengkritik penampilanku dan secara langsung maupun tidak langsung menyebutku tidak cantik?”
Menurut defenisi kecantikan dunia, cantik itu berarti wajah mulus, glowing, kulit putih bersih, gigi rapi, tinggi semampai, fashionable, dan langsing.
Jika itu standarnya, harus kuakui dan harus kuterima bahwa penampilanku jelas tidak sesuai standar. Wajahku tidak cerah, penuh jerawat, tinggi stemekot -satu setengah meter kotor-, kulitku sawo matang, tidak fashionable, dan gigiku lomba lari pula. Ada gigi yang di depan ada yang di belakang. Itu sebabnya aku sering masuk angin karena terlalu banyak jendela di mulutku (bercanda ding 😜, celah gigi maksudnya, wkwkwkwk)
Jadi, harus kuterima pernyataan itu tanpa perlu merasa teriritasi dan membela diri.
“ Tapi apakah kita mengikuti standar dunia?
TIDAK!!!
“Kenapa?”
Karena apa yang ada padaku, ciri unik yang kubawa sejak lahirku adalah pemberian dan desain TERBAIK dari Tuhanku. I must embrace myself, my body, and whole of me.
“Apakah kamu sedang menghibur diri? Atau menenangkan diri untuk sesaat? Biasanya kamu kan paling jago dalam hal teori, 😁
Semoga tidak dan seharusnya memang tidak. Jelek pun aku, seburuk apapun penampilanku di mata orang lain tapi di mata keluargaku, di mata orang tuaku, aku cantik. Terlebih di mata Tuhanku, aku SPECIAL DAN BERHARGA. Tidak mungkin dong, Tuhan menciptakanku seperti ini lantas Dia pula menolakku. Hehehehe.. tidak mungkin Fergusssooo 😜.
“Kira-kira bagaimana responmu jika mendengar unexpected comment tentang wajah dan penampilanmu?”
No Defense. Tak usah membela diri. God design and create me this way. Lagipula jangan kita larang orang berbicara fakta (menurut mereka) nanti jadi berdebat kusir 😁. Soalnya kan mereka hanya menyampakan apa yang terlihat mata. Jadi jangan tersinggung kalau penilaian mereka tidak semanis yang kita harapkan.
Kesimpulan :
Ingatlah wahai, Desima. Engkau SPESIAL DAN BERHARGA di hadapan Tuhan. Keseluruhan dirimu, matamu, gigimu, warna kulitmu, bentuk wajahmu, rambutmu, itu semua adalah rancangan terbaiknya Tuhan. I am God’s masterpiece. Tidak ada yang salah dengan penampilan fisikku. Satu hal lagi, I am not beautiful but I am precious.
Pengingat :
God is most pleased when we become the real ourselves not others. Tuhan paling senang saat kita menjadi diri sendiri sebagaimana Ia ciptakan kita dan bukan menjadi orang lain.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar