Tantangan gurusiana H-104
MENGAKU MENGETAHUI YANG GAIB
Perjalan menuju kebun cukup menantang. Setelah setengah jam perjalanan, motor yang dikendarai anak gadis saya berhenti
"Bun. Istirahat dulu bun, capek!" Sambil memarkir motor ditempat teduh. Saya pun turun dan berteduh dari teriknya panas yang membakar kulit.
Tiba-tiba seorang lelaki paroh baya pun melintas dan berhenti didepan kami.
"Pak capek ya", sapa anak gadis saya kepada bapak paroh baya tersebut.
" silahkan berhenti di sini pak, bapak mau minum?" Sambil menyodorkan aqua gelas dan sepotong roti.
"Terimaksih nak, bapak haus sekali." Sambil langsung meminum dan memakan roti pemberian kami. Sembari memakan roti, bapak paroh baya tersebut menyampaikan kepada kami untuk tidak boleh berhenti lama di perhentian ini, apalagi sudah waktu pergantian pagi ke siang atau pergantian sore ke malam hari. Di pohon kayu besar ini ada penghuni yang kadang suka mengganggu.
" ah, saya nggak percaya pak", sahut anak gadis saya. Dan menasehati bapak tersebut panjang lebar.
"Saya pernah baca tentang pertanyaan Syaikh Muhammad Bin Shalih Al- Utsaimin.
Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum orang yang mengaku mengetahui yang ghaib ?
Jawaban.
Hukum orang yang mengaku mengetahui ilmu yang ghaib adalah kafir, karena ia mendustakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia berfirman.
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
“Katakanlah : “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak engetahui bila mereka akan dibangkitkan” [an-Naml/27 : 65]
Allah memerintahkan kepada NabiNya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberitahukan kepada manusia bahwa tidak ada seorangpun di bumi maupun di langit yang mengetahui ilmu ghaib kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya orang yang mengaku mengetahui ilmu yang ghaib, maka ia telah mendustakan Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang khabar ini. Kita tanyakan kepada mereka : Bagaimana mungkin kalian mengetahui yang ghaib, sedangkan Nabi saja tidak mengetahui ? Apakah kalian lebih mulia daripada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Jika mereka menjawab : “Kami lebih mulia daripada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka mereka telah kafir karena ucapan itu. Jika mereka mengatakan : Bahwa Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih mulia, maka kami katakan : Kenapa Rasul tidak mengetahui yang ghaib, sedangkan kalian mengetahui ? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا﴿٢٦﴾إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridahiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan belakangnya” [al-Jin/ : 26-27]
"Nah pak, mungkin itu cukup untuk ketidak percayaan saya sama perkataan bapak" ucap anak gadis saya. Kemudian bapak itu pergi dan katakan "yah kalau ngggak percaya ya udah" lalu bapak paroh baya pun pergi. Tinggal kami berdua saling bertatap dan juga pergi tinggalkan tempat tersebut.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar