Desi Oktoriana

Menyukai tulis-menulis sejak di bangku SD. Namun, baru beberapa tahun terakhir dikembangkan lebih jauh. Saat ini menetap di Bandung berprofesi sebagai gu...

Selengkapnya
Navigasi Web
'Memulai Hidup Baru' Bersama Komunitas Guru Penggerak
Jurnal Mingguan Guru Penggerak

'Memulai Hidup Baru' Bersama Komunitas Guru Penggerak

Baru dua bulan ini mengikuti Program Guru Penggerak (PGP) begitu padat materi yang diberikan bukan saja memengaruhi pola kerja akan tetapi pola pikir saya saat ini, banyak hal yang telah dilewatkan. Lama nian berdiam diri tanpa menulis padahal menulis itu bagi saya sebagai "kebutuhan" batin yang perlu dipenuhi.

Mudah-mudahan tulisan demi tulisan yang dituangkan akan membuat perasaan dan pikiran ini jauh lebih berkembang lagi. Terima kasih saya ucapkan kepada Gurusiana yang masih sangat mudah dibuka saat gerakan hati untuk menulis hadir kembali. Mudah-mudahan setelah vakum menulis selama hampir setahun (tulisan terakhir 18 Februari 2021), saya bisa terus menulis dengan baik. Jauh lebih baik.

Tulisan di bawah ini ada dalam LMS Guru Penggerak yang saya buat.

Lengkapnya: https://lms20-gp.simpkb.id/mod/oublog/viewpost.php?post=66084

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan refleksi terkait pemahamannya mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Banyak hal di luar dugaan yang saya alami dalam mempelajari modul ini. Baiklah saya ceritakan sedikit pengalaman tentang bagaimana ketika sebuah konflik terjadi saat kolaborasi antar grup dan penyelesaiannya yang hampir sesuai dengan penyelesaian segitiga restitusi.

Saya merasakan banyak hal yang terjadi di dalam Pendidikan Program Guru Penggerak ada kejadian-kejadian yang menyenangkan juga sebaliknya. Saat mengatasi ketidakkompakkan juga merupakan sebuah tantangan.

Kelompok yang terbagi dalam tiga bagian B1, B2 dan B3di fasilitatori oleh Bu Evy Sumiati dan PPnya oleh Pak Haviz Kurniawan dan Bu Susanti saat hendak bekolaborasi kelompok, salah satu kelompok meminta untuk masing-masing dibagi dalam satu bahasan agar mendalam. Karena kelompok cuma ada tiga dan kasusnya empat tentunya menjadi sebuah kesulitan dalam membaginya.

Saya diminta untuk membicarakan dengan masing-masing kelompok agar terdapat kesepakatan untuk pembahasannya. Lalu setelah menjapri masing-masing kelompok akhirnya saya diberi opsi yang cukup fair oleh salah satu kelompok untuk membahas tiap kelompok dua kasus. B1 kasus 1 dan 2, B2 Kasus 2 dan 3 lalu B3 kasus 3 dan 4.

Nampaknya cukup fair, ternyata di saat pelaksanaan terjadi hambatan. Pembahasan kasus tidak berurutan seperti yang diharapkan. Akhirnya pembahasan kasus pertama kali oleh kelompok B3 dan kemudian B1 walhasil kelompok B2 hanya tinggal membahas kasus yang sudah dibahas. Karena merasa tidak membacakan pertanyaan maka pembahasan kasus cuma kelompok kami bacakan saja seluruhnya. Dipikir cukup fair. Ternyata mendatangkan protes dari kelompok lain karena kasus yang dibahas tidak sesuai kesepakatan walaupun bila dihitung waktunya menghabiskan hampir sama di tiap kelompok. Saya memang melanggar kesepakatan, saya menyadarinya karena berbagai pertimbangan lain. Saya memohon maaf dan berjanji untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan kesepakatan yang telah ditetapkan.

Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda.

Banyak pengalaman yang telah dialami saat menciptakan budaya positif di sekolah dan lingkup kelas. Salah satunya adalah saat berusaha meyakinkan bahwa lebih mengutamakan kejujuran dibanding nilai besar namun segala cara yang negatif pun dilakukan. Awalnya masih banyak penolakan karena akan menurunkan gengsi sekolah akan tetapi seiring berjalannya waktu keyakinan bahwa jujur adalah utama, kini mendapat tempatnya.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda saat itu.

Menerapkan segitiga restitusi yang terdiri dari menyetabilkan identitas, validasi tindakan salah dan menanyakan keyakinan kelas sebenarnya sidah kerap dilakukan akan tetapi belum tahu bahwa itu adalah model yang memang tepat.

Sebagai wali kelas tentunya selalu berkaitan dengan murid dan orangtuanya. Saat itu saya meminta murid untuk mengumpulkan KK dan Akte untuk keperluan Ujian Nasional di kelas 6 tahun 2017.

Salah satu orangtua keberatan dan marah-marah saat saya memintanya datang karena merasa sudah memberikan KK dan aktenya saat di kelas 4 dan seharusnya tidak diminta lagi.

Saya mengatakan bahwa KK itu bersifat tentatif yang kadang dalam beberapa bulan atau tahun saja berubah untuk itu dibutuhkan data up todate yang akurat karena sedikit kesalahan saja akan berakibat lama dan sangat sulit penyelesaiannya.

Bapak murid saya masih saja tidak terima dan merasa kesal, saya berusaha berada di posisinya dengan mengatakan bahwa, "Apabila Bapak memang keberatan menyerahkan KK dan Akte saya tidak akan protes, akan tetapi saya minta Bapak untuk tidak protes juga bila saat UN berlangsung ada masalah soal data yang diserahkan".

Entah kenapa kebetulan juga saya menemukan nama Bapak tersebut di KTP dan di Akte anak berbeda penulisannya. Akhirnya Si Bapak menyadari bahwa mengumpulkan data up to date sangat penting dalam kebutuhan murid.

Setelah itu sikap sang bapak melunak dan bahkan sampai beberapa waktu ke depan hingga anaknya lulus masuk ke SMP Negeri, Bapak tadi mendukung program-program kelas dan sekolah penuh semangat.

Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Perubahan yang sangat dirasakan adalah dukungan dan ketepatan pola berpikir kita semakin terasah dalam menangani kasus-kasus yang sejatinya terus kita hadapi dalam berinteraksi dengan murid dan warga sekolah.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Topik ini saya rasakan sangat penting karena ternyata masih banyak di antara para guru bahkan pemangku kebijakan yang masih salah menerapkan praktek-praktek membangun kesadaran murid-murid dan juga guru-guru. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari pun di lingkungan keluarga bisa diterapkan dan dapat memberi dampak yang positif.

Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Dampak yang paling saya rasakan adalah aura sekolah yang makin kondusif, bahwa cara pandang sulit, tidak bisa diubah dan lainnya sudah makin tergradasi. Ada semangat baru agent of change dalam diri merasakan tercharge kembali.

Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Banyak konsep yang bisa kita pelajari dalam menciptakan budaya positif di antaranya yang pernah saya baca dalam buku Dale Carnigie "Bagaimana mencari Kawan bukan Lawan" bahwa kehidupan berjalan sesuai yang kita pikirkan, banyak hal-hal yang tidak perlu kita cemaskan tidak perlu dipikirkan karena yang dicemaskan hanya terjadi 1% saja. Kemudian lakukan langkah positif demi menularkan reaksi positif pula dan banyak lagi.

Langkah-langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini? Langkah awal yang akan saya lakukan adalah dalam hati berjanji akan mengamalkan ilmu yang berharga ini lebih jauh lagi dan lebih sering lagi. Kemudian berusaha menyebarkannya di komunitas guru dan media sosial yang sering saya tulis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post