Desi Suryanti

Saya bungsu dari lima bersaudara, yang terlahir dari keluarga sederhana pada tanggal 10 juli 1977. Pendidikan saya dimulai dari SDN 08 Simpang Haru(th 1989), SM...

Selengkapnya
Navigasi Web

Miftahul Jannah (Kunci Pintu Surga)

MIFTAHUL JANNAH

(Kunci Pintu Surga)

Kunci Pintu Surga, kata yang sangat sederhana!..

Tapi apakah untuk mendapatkannya sesederhana kata nya??..

Apakah usaha serta ujian yang dilalui juga sesederhana mengucapkannya??..

Tentu saja TIDAK!..

Betapa seringnya aku mendengar orang berkata “Kamu yang sabar ya, semua yang kamu lakukan Insha Allah berbalas surga” Aku hanya tersenyum kecut mendengar kata-kata itu. Tapi setidaknya mereka sudah berusaha membuat hatiku sedikit tenang mendengarnya. Aku merasa mereka sedang menghiburku, atau memberi semangat padaku. Tapi tahukah mereka bagaimana hari-hari yang ku lalui dengan pintu surga itu??

“Rumi,…Rumi…Rumi…”

Terdengar teriakan ibu dari dalam kamar nya, seakan tidak memberi peluang padaku untuk menjawab panggilannya. Terkadang panggilan beliau seperti suara letusan gunung api yang menggelegar ditelingaku, yach, begitulah hari-hariku. Belum lagi menengar ocehan beliau yang sering melukai hati karena ucapannya lebih tajam dari sebilah belati. Beliau seakan tak pernah menganggap aku anak bungsunya ini sudah dewasa bahkan sudah bersuami dan memiliki anak. Beliau masih menganggap aku ini anak nya yang masih unyu-unyu yang selalu nurut dan musti mengikuti apa mau beliau. Apa yang aku lakukan harus menurut aturan dan keinginan beliau

Ibuku seorang yang selalu merasa paling benar. Bukan aku ingin mengeluh tetapi aku sekedar ingin bercerita agar terkurang rasa sesak didada. Bukan aku anak yang tak tau mau berbakti kepada oarng tua. Aku hanya ingin berbagi cerita kepada yang mengalami hal seperti aku bagaimana mereka yang “menjaga” orang tua nya dan bagaimana menyikapi semua sikap dan tindakan orang tua yang terkadang menurut kita “terlalu”.

Terkadang aku merasa berada diantara dua sisi rel kereta api, seperti berdiri diantara dua batang besi yang sejajar tetapi tidak pernah bertemu. Yach begitulah aku dianatara ibu dan suami ku keduanya pintu surga ku. Demi ibu aku sering mengabaikan suamiku. Ibuku selalu ku temani makan dan menghidangkan dengan baik. Akan tetapi suamiku makan sendiri dan ambil sendiri. Dulu ibuku sangat sayang kepada suamiku dan selalu membanggakan nya. Tetapi begitulah ibu baiknya cuma sebentar setelah itu tidak ada lagi baiknya orang dimata beliau karena dimatanya orang lain itu tidak ada yang baik, tidak ada yang benar.

Yang paling aku takutkan kebiasaan ibuku yang selalu mudah untuk mengeluarkan kata-kata sumpah serapahnya. Jika terlambat pulang, kadang ada urusan mendadak atau ada rapat mendadak di tempat kerjaku. Apalagi kalau aku minta ditemani suamiku untuk berurusan kedinasan. Beliau akan berkata kepada anak-anak ku ”Kemana ibu kalian ini lama sekali urusannya, ini sudah sekalian main-main menyenangkan diri sama bapak kalian, atau mungkin sudah di rumah sakit karena kecelakaan”, malah terkadang lebih parah dari itu.

Mendengar ucapan nenek mereka hanya diam dan merasa takut karena dipikiran mereka sudah tertanam “ucapan adalah doa, apalagi ucapan orang tua”. karena aku selalu mengajarkan kepada mereka “Nak, nurutlah perkataan orang tua, Kullu Qalam Waddu’a (ucapan itu adalah doa)” jangan sekali-kali kalian bikin orang tua marah atau sedih karena jika orang tua sudah berkata, Allah akan dengar nak, maka celakalah kita, karena ridho allah terdapat pada ridho orang tua. Jadi setiap ibuku mulai mengeluarkan sumpah serapahnya anakku yang tua langsung ambil motor menyusuri jalan mencari aku terkadang dia hanya duduk dipinggir jalan menunggu aku pulang. Setiba di rumah anak-anakku langsung ngadu dan nangis menceritakan ocehan nenek mereka padaku. “Apa lagi salah dan kurang bunda sama nenek, bunda selalu mengutamakan nenek bahkan jika ada makanan atau apapun yang bunda bawa selalu nenek yang didahulukan bukan kami!” kalau sudah begitu aku hanya tersenyum sambil berkata “Ya nak, biasakanlah untuk selalu mendahulukan orang tua, karena dulu sewaktu bunda kecil nenek juga selalu ngalah buat bunda bahkan nenek rela bohong bilang sudah makan padahal belum itu demi bunda nak. Sekarang bunda juga harus melakukan hal yang sama pada nenek”. trus anak ku yang tua selalu protes “Tapi kenapa nenek selalu nyumpahin bunda? Abang takut karena nenek itu kan orang tua bunda, kata bunda ucapan orang tua adalah doa”. aku selalu mengajari anak-anakku untuk bersikap baik kepada nenek mereka dan aku selalu mengajarkan kesabaran kepada mereka. Aku memang tidak pernah terlihat atau terdengar oleh orang lain melawan atau bersikap kasar kepada ibuku. Mungkin karena itu orang-orang selalu bilang “Sungguh kamu sangat sabar dalam menghadapi ibumu, kamu anak surga Rumi”. Sungguh aku tidak merasa tersanjung dengan kata-kata mereka. Jujur setiap orang berkomenter tentang bagaimana aku dan ibu hatiku perih aku merasa kata-kata itu cambuk buat ku. Aku seperti pecundang yang keliatan baik, mereka tidak tahu aku sangat sakit dan perih mendengar ucapan ibu dan menerima perlakuan beliau terhadap suamiku. tak jarang aku memberontak dan ngomel dihati. Sering aku berkata “Ya Allah aku sudah tidak sanggup ya Rabb”. Astagfirullah…kemana perginya keikhlasan ku? bukannya surga yang aku cari akan tetapi selangkah demi selangkah aku sudah menuju pintu neraka. Aku hanya berusaha membuat hati ibuku senang walau menurutku ini semua penuh kepura-puraan. Mungkinkah aku bisa meraih kunci pintu surga Mu ya Rabb?? apakah mungkin orang seperti aku bisa memasuki nya?? wallahu’alam.

Ya Rabb..berilah aku kesabaran sampai kesabaran itu sendiri menyerah pada kesabaranku..

Inilah sekelumit dari kisah ku betapa sulit dan beratnya menjalani ujian untuk meraih “MIFTAHUL JANNAH” Kunci Pintu Surga itu..

mohon krisan nya bapak/ibu guru, semoga dengan masukan dari bapak dan ibu guru tulisan saya menjadi lebih baik lagi. terimakasih

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pilihan yg sulit.dan tak kan pernh bisa dipilih.keduanya kunci surga bukk.mantapp buk

17 Apr
Balas

Deswanti,S.Pd@ Terimakasih dinda cantik

18 Apr



search

New Post