Peluk Aku, Mama...
Aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Sekarang aku adalah siswa kelas 3 SD. Aku tak sepintar kakakku yang setiap semesternya menjadi juara kelas.
Hari itu aku begitu gembira, karena Bu Guru mengumumkan kalau hasil menggambarku terbaik di kelas.
Aku ingin memberi tahu mama. Kubayangkan mama pasti akan memelukku dan mengusap kepalaku dengan bangga seperti saat Ia memeluk kakakku karena menjadi wakil sekolah untuk olimpiade sains dan matematika.
Tak sadar, aku sudah di depan pintu rumah. Kulihat Mama menghampiriku.
"Mama, gambarku yang terbaik hari ini," ucapku dengan penuh semangat
"Oh,ya? Alangkah bagusnya kalau nilai matematikamu sebagus nilai menggambarmu," jawab Mama sambil meninggalkanku di depan rumah.
Tak ada senyum bangga...
Tak ada pelukan hangat...
Kamis, adalah hari yang paling menakutkan buatku! Ada Matematika di kelas!
Kuperhatikan Bu Guru yang menjelaskan pelajaran, tetapi aku tetap tidak mengerti.
Dadaku berdegup kencang saat namaku dipanggil. Dengan rasa takut aku ke depan untuk mengambil buku latihanku. Benar saja, nilai NOL bertengger dengan gagahnya di sana.
"Soal begini saja kamu gak bisa!"
"Coba lihat kakakmu, kenapa tidak belajar sama dia," kata Bu Guru.
Dengan langkah lunglai aku menuju kursiku. Kulihat David teman sebangkuku mencibir padaku. Kanan, kiri, depan, belakang semua mencibir padaku.
"Mama!!! Aku mau pulang! Aku mau lari ke pelukanmu, Ma. Aku merasa aman di sana. Tidak akan ada yang menghina dan mengejekku. Karena Mama pasti akan melindungiku!"
Aku berlari agar cepat sampai ke rumah. Kuceritakan semuanya pada Mama.
Mama memandangku, dan berbisik "kamu selalu mengecewakan Mama. Harus bagaimana lagi mengajarimu?" Lalu pergi meninggalkanku.
"Kenapa, Ma? Begitu rendahkah aku hanya karena tidak mengerti Matematika?"
"Apakah menggambar bukan hal yang bisa dibanggakan?"
" Aku sudah hafal ayat kursi, David sang juara kelas bahkan belum bisa membaca surah Al Fatihah dengan lancar, !"
"Aku ingin seperti kakak, yang selalu membanggakanmu, tapi aku tidak mampu, Ma!"
Sebait kalimat yang selalu melekat di hatiku...
Peluk aku, Mama....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setiap anak mempuyai kepandaian yang berbeda.
Setuju, Bunda! Msh komentarnya, Bunda
Jangan bersedih, Nak....suatu saat kamu akan menjadi orang yang akan membanggakan mamamu....Setiap anak memiliki kelebihan masing2.. tulisan yang bagus bunda desi....salam literasi..
Salam kembali, Bunda.. Semoga kita selalu menjaga titipan Allah dengan ikhlas
Alangkah galau nya si juara menggambar itu....padahal semua anak itu juara
Setuju Bapak...
Tidak semua anak mempunyai kemampuan yang sama
Setuju Bunda.. Terimakasih komentarnya. Salam kenal, Bunda
Lanjuttt... episode .
Tak ada ending, Sudah
Sedih rasanya membaca cerita ini, andai saja ibunya mau mengerti perasaan si anak... semoga suatu saat ibunya akan menyadari hal itu... Peluk bangga dari kami semua nak...
Terimakasih bunda. Seandainya semua Ibu seperti Bunda...