Bubur Budesni (1) ( Tantangan hari ke 7)
Bubur Budesni bag.1
Penulis : Desnilawati
Senja yang kelabu langit sedikit meringis menahan hujan yang meronta hendak turun
Bre bergegas memasangkan baju plastik kebadannya memakainya dua lapis menyarungkan sarung tangan memasang sepatu bot melekatkan kacamata dihidung mancungnya terakhir Bret mengenakan masker.
" Aku harus sampai tujuan sebelum hujan turun " desisnya perlahan hampir tak terdengar
Ting tong
Pesan digawainya berdering
Bre merogoh sakunya
Mengeluarkan gawainya dan membaca pesan singkat disana
Cepat ya , ibu tunggu
Bre memasukkan kembali gawai kedalam saku celana.
Distarternya motor Astrea hitam yang sudah seharusnya pensiun itu
Derum derum
Sepeda motor melaju stabil diantara bebatuan kerikil menapaki jalan setapak menuju rumah ibu si pengirim pesan tadi
Kraak..kraaak..aucch
Sepeda motor oleng kekiri, dengan sigap Bre membanting stir kekanan. Syukurlah tak terjadi apa-apa. Cuma mantel plastiknya robek sedikit.
Langit mulai menghitam. Sesekali kilat menyambar.
Derum derum
Bre melanjutkan perjalanan nya
Gerimis mulai turun. Sesekali Bre mengusap kacamatanya yang berembun menghalangi pandangan.
Diperempatan jalan Bre tertegun.
" Belok kiri atau belok kanan, atau lurus aja?"
Bre menepuk jidatnya.
Berpikir keras. Kemudian akhirnya meminggirkan motornya dan mengambil sesuatu dari dalam kantong celananya
Ting tong
Gawainya berdering.
Bre membaca pesan singkat disana.
" Masih lama dek ?"
Ternyata itu pesan dari ibu tadi.
'Saya udah di jalan bu'
Bre membalas pesan singkat digawainya.
Bre kembali melajukan sepeda motornya. Kali ini Bre tidak bisa mengencangkan laju sepeda motornya. Hujan makin deras. Jalanan mulai tergenang air. Bre kesulitan mengendarai motornya.
Bre terus menyusuri jalan setapak yang berbatu itu.
Sesekali Bre tergelincir karena ada batu yang tak tampak terhalang oleh genangan air.
Akhirnya dengan susah payah Bre berhasil sampai dirumah ibu Asih.
Suasana rumah Bu Asih terlihat sepi. Tak ada tanda tanda ada orang dirumah.
Ting tong
Bre memencet tombol merah yang ada di pintu.
Tak lama kemudian terdengar suara.
" Sebentar ya ..!"
Sesosok wajah menjenguk di belahan daun pintu yang hanya terbuka sedikit.
" Maaf ya dek"
Kata orang tersebut sembari menyodorkan recehan merah dua lembar.
Sejenak Bre tertegun.
( Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar