Kuaci-Kuaci Mas Febry Suprapto- part three ( habis)

Penulis : Desnilawati

( Tantangan menulis hari ke 12)

"Pembelajaran tidak hanya diperoleh dari bangku sekolah..!"

Begitu kata Mas Febry yang saya kutip pada artikelnya yang lain.

Terkadang ceramah, curhatan teman, artikel-artikel yang kita baca dan banyak lagi sumber yang bisa kita jadikan pembelajaran.

Seperti halnya yang saya alami sekarang ini.

Mulanya saya tidak tahu apa yang akan ditulis.

" Bagaimana caranya menulis ?"

" Apa yang harus saya tulis ?"

" Darimana harus memulai ?"

" Tulis, tulis, tulis !"

Mas Febry selalu bilang begitu. Jika kami tersendat dalam menulis.

" Jangan pikirkan benar salahnya, tulis aja dulu!'

Kembali Mas Febry menjelaskan.

"Alirkan saja !"

Mas Febry bicara lagi.

" Bunuh editor dalam dirimu!"

Suara Mas Febry membahana.

"Ih serem !"

" Kok Mas Febry, nyuruh bunuh-bunuh gitu ?"

Aku jadi mengkeret.

" Jangan pedulikan tanda baca !"

" Nah, yang ini lebih aneh lagi !

Kita disuruh nulis tanpa harus mempedulikan tanda baca.

" Piye toh ?"

Mas Febry terus mengelilingi peserta pelatihan menulis.

"Sebelum menulis kita nyanyi dulu yuk !"

Mas Febry mengajak kami menyanyi.

Begitu asyik dan menyenangkan.

Demikian banyaknya hal yang bisa kita jadikan pembelajaran dalam hidup.

Seperti halnya saya sekarang ini.

Saya mencoba menuliskan sebuah artikel berdasarkan pembelajaran saya terhadap sebahagian artikel Mas Febry yang telah saya baca.

Disitu saya dapat berbagai pengalaman dan bahkan keberanian untuk memulai menulis.

Artikel-artikel Mas Febry pada umumnya berisi motivasi menulis dan pemompa semangat para pemula khususnya seperti saya ini.

Mencermati artikel Mas Febry yang diposting tanggal 15 Januari 2020, yang berjudul " Bismillah Sebelum Menulis".

Didalam artikel ini Mas Febry mengungkapkan betapa pentingnya mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim sebelum menulis.

" Kenapa?"

Agar apa yang kita tulis dapat memberikan manfaat, baik diri kita sendiri maupun orang lain.

Juga agar mengingatkan kita, untuk menulis hal-hal baik dan menginspirasi.

Bukan hal-hal buruk yang bertentangan dengan nilai-nilai spiritual.

Dalam artikelnya yang berjudul" Bismillah Sebelum Menulis" ini, beliau juga menyebutkan kutipan hadist yang berkaitan dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim.

" Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim, amalan tersebut terputus berkahnya" ( HR. Al-khatab, Al- Kamu', dari jalur Ar-Rahawai dalam Al-Arbain, As- Subhi dalam tabaqathnya)

Keberkahan adalah bertambahnya kebaikan.

Jelaslah dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim kita berharap tulisan kita bermanfaat dan kebaikan yang tiada putus.

Sebaliknya menurut sabda nabi tersebut, keberkahan akan terputus jika kita melupakan dan menyepelekan lafazd Bismillah ketika mengawali perbuatan yang penting dan baik, termasuk menulis.

Alhamdulillah berkat membaca ini saya jadi memberanikan diri ikut tantangan pak CEO yaitu menulis tokoh di blog gurusiana.

Mulanya saya bingung, mau nulis apa tentang tokoh.

" Siapa tokohnya ?"

" Apanya yang mau ditulis ?"

Tiba-tiba saya teringat nasehat Mas Febry instruktur pelatihan kelas menulis saya waktu itu.

" Tulis, tulis, tulis !"

" Alirkan aja !"

" Nggak usah mikir !"

" Lho, disuruh nulis kok mikir ?"

Begitu beliau terus memompa semangat kami.

Aku menarik bibir bawah dan bibir atasku satu senti kesamping kiri dan satu senti kesamping kanan.

" A ha.."

Aku dapat ide.

Ku buka blog gurusiana. Kepalaku twing-twing.

Antara senang dan sedikit pening.

" Aku mulai dari mana ya?"

Aku terus berpikir sembari baca-baca blog gurusiana.

Tiba-tiba mata saya tertuju pada sebuah artikel ynag berjudul " Bismillah Sebelum Menulis"

" Owh..ini kelihatan menarik"

Saya buka dengan mengucapkan sekali lagi Bismillah. Karena awalnya saya juga sudah mengucapkan Bismillah Sebelum buka blog.

Saya sudah selesai membaca dan sudah mulai mengetik sebuah artikel.

Mata saya kembali jelalatan. Mencari artikel selanjutnya.

" Nah, ini dia !"

Pada tanggal 16 Januari 2020 Mas Febry kembali menayangkan sebuah artikel.

Kali ini artikel beliau berjudul " Motivasi Menulis"

" Ini baru keren !"

Saya jadi bersemangat membaca.

" Faktor apakah yang membuat seseorang sulit menulis ?"

" Faktor tekhnik menulis atau motivasi menulis ?"

" Motivasi menulis !"

Saya menjawab kencang.

" Ups..!"

" Wong baca kok jawab sendiri.."

Saya tertawa geli.

" Bacanya serius amat"

Sampai kebawa arus. Dikirain masih dalam kelas menulis.

"Tarrrrraaa..."

Saya jadi menertawakan diri sendiri.

Tapi tak apa yang penting saya jadi semangat menulis.

" Ya kan ?"

Ternyata hampir keseluruhan dari peserta menjawab tehnik menulis.

" Lho, kok beda ?"

Jawaban peserta tidak sama dengan jawaban saya.

" Biasa setiap orang kan beda-beda pendapatnya"

Padahal tehnik menulis bisa dipelajari darimana saja.

Dan jumlahnya sangat banyak.

" Cari aja di google !"

Kata Mas Febry semabari memamerkan giginya.

Demikian juga dengan buku-buku panduan menulis.

Banyak beredar di pasaran.

" Mau beli yang tipis atau yang tebal, ada semua "

" Pinjam juga boleh !"

" Ha..ha..!"

Mas Febry memperlihatkan giginya kembali.

" Ada apa ini ?"

" Kan nggak ada yang lucu ?"

" Apa Mas Febry waktu dalam kandungan Maknya ngidam ketawa ?"

Aku merasa aneh melihat Mas Febry terus memamerkan giginya.

" He..he.."

Aku juga ikutan geli.

Kali ini aku kayaknya ketularan Mas Febry deh !"

Motivasi menulis tidak selalu dimiliki semua orang.

Padahal salah satu hal penting yang harus dimiliki seseorang sebelum menulis buku adalah

" Alasan kuat mengapa menulis buku ?"

Karena tanpa itu buku yang ditulis akan lambat selesai bahkan tidak akan pernah selesai.

Mas Febry mencontohkan ilustrasi sederhana mengenai motivasi menulis.

" Seandainya anda akan mendapatkan uang 50 juta rupiah untuk satu bulan sebanyak 50 halaman dengan tema bebas yang anda tulis, kira-kira anda akan segera menulis atau tidak ?"

Saya menganggukkan kepala kuat- kuat.

" 50 juta , saya juga mau tuh !"

Mas Febry meyakinkan kita dengan ilustrasi sederhana ini bahwa motivasi menulis merupakan alasan kuat untuk menulis sebuah buku.

Mas Febry juga meyakinkan kita dengan pola 3 M yaitu menulis, menulis dan menulis.

" Lawan virus 2 M !"

Kata beliau dalam artikel yang lain.

" Apa pula itu 2 M ?

"2 M yaitu Malas dan Menunda- nunda !"

Kita cenderung malas dan Menunda-nunda untuk menulis.

" Nantilah !"

" Sebentar lagi !"

" Besok aja !"

" Masih capek !"

Dan seabrek alasan dungu yang akhirnya malah membuat diri terngungu gara- gara nggak ikutan ungu.

" Eh..kayak konser aja ?"

" Oke, kita lanjut !"

Dari sebagian besar artikel Mas Febry, semuanya berisi motivasi menulis, bagaimana menulis yang baik, tulisan syar' i bernilai ibadah dan lain sebagainya.

Yang intinya memotivasi kita untuk terus menulis.

Pada artikel Mas Febry yang diposting tanggal 7 Maret 2020, beliau memaparkan 5 tips agar semangat tetap menulis, tetap membara dari Tjahyono Widarmanto sebagaimana tertera disini :

1. Teruslah menulis apa saja yang bisa kamu tulis !

2. Sering-seringlah berinteraksi dengan penulis, baik secara langsung maupun membaca karya-karyanya.

3. Mengikuti konser-konser menulis.

4. Rajin-rajinlah berlatih, tanpa rajin berlatih akan mudah loyo dan tak bergairah.

5. Bergabunglah dengan komunitas menulis atau organisasi menulis.

( Pengantar jurnalistik, pedoman awal menulis dan jurnalis, hal.33-34)

Nah dari lima tips di atas yang manakah yang sudah anda lakukan ?

( Tantangan menulis 60 hari)

# Tagur. SaguSabu

# JW68

# menulis itu indah

# menulis itu berkah

# menulis itu bahagia,menulis untuk perubahan